Mohon tunggu...
Endang puji lestari
Endang puji lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Intinya, selalu bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Islam dan Masyarakat

30 November 2021   19:20 Diperbarui: 30 November 2021   19:57 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

BAB I 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting diajarkan di sekolah umum atau sekolah Islam, karena mengajarkan agama Islam kepada beberapa generasi umat Islam memerlukan proses pendidikan. Agama dapat menjadi pedoman hidup, karena ajaran agama merupakan nilai dasar kehidupan manusia yaitu akhlak dan takwa. Karena tujuan pendidikan agama adalah menanamkan takwa dan akhlak, menegakkan kebenaran, dan membentuk pribadi yang berkepribadian dan berakhlak sesuai ajaran Islam. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting bagi generasi penerus, khususnya pendidikan Islam, yang membantu untuk meningkatkannya. 

Keadaan moralitas dalam kehidupan manusia adalah yang paling penting. Maju mundurnya suatu masyarakat dan suatu bangsa tergantung pada tingkat moralnya. Jika moral masyarakat baik, maka tubuh dan pikiran juga baik. Di sisi lain, jika moral terganggu, pikiran dan tubuh juga akan terganggu. Keberhasilan seseorang, masyarakat dan negara tergantung pada karakter mereka. Permasalahan yang muncul saat ini adalah banyaknya permasalahan yang dialami oleh siswa, banyak siswa yang terjerumus ke dalam kehidupan yang jauh dari nilai-nilai agama, seperti berkelahi dan membangkang terhadap guru yang mengganggu ketentraman orang lain. 

Dalam rangka menunaikan tanggung jawab, peran dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa perlu ditumbuh kembangkan nilai-nilai agama, terutama dalam hal pembinaan akhlak, agar senantiasa dapat memenuhi tanggung jawab, peran dan tanggung jawabnya sebagai peserta didik, dan selalu penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT untuk tidak berpaling darinya. Nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama diperkuat dengan hal-hal yang melukai moral mereka.

 Berdasar pada permasalahan yang sudah diulas pada paragraf diatas,penulis tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut. Untuk itu, penulis menyusun makalah dengan judul "PENDIDIKAN ISLAM DAN MASYARAKAT".

Rumusan Masalah 

Dari latar belakang diatas,maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

Apa Yang Dimaksud Pendidikan Islam Dan Masyarakat?

Apa Fungsi Sekolah Bagi Masyarakat?

Bagaimana Pendidikan Islam Dalam Pembaruan Masyarakat?

Bagaimana Pengaruh Pendidikan Islam Terhadap Lingkungan Social?

Tujuan dan Manfaat

Memenuhi Tugas Sosiologi Pendidikan

Dijadikan Bahan Dalam Kegiatan Diskusi

Mengetahui Pendidikan Islam Dan Masyarakat

Sarana Pengetahuan Mengenai Pendidikan Islam Dan Masyarakat

Sumber Pengetahuan Mengenai Pendidikan Islam Dan Masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Islam Dan Masyarakat  

Menurut pemahaman bahasa pendidikan Islam, kata yang umum digunakan untuk pendidikan dalam bahasa Arab saat ini adalah "tarbiyah" dan kata kerja adalah "rabba". Kata "mengajar" dalam bahasa Arab adalah "ta`lim" dan kata kerja adalah "alam". Pendidikan dan pengajaran bahasa Arab adalah "tarbiyah wa ta`lim", dan "pendidikan Islam" bahasa Arab adalah "tarbiyah Islamiyah". Kata kerja rabba (pendidikan) yang digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Sains adalah sistem pengetahuan yang teratur dengan metode ilmiah tertentu. Pendidikan berarti latihan dan pendidikan, jadi bukan sekedar transfer ilmu.

Pendidikan Islam yang berlandaskan pada Allah dan Rasul-Nya, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan bertujuan untuk membina umat Islam yang sempurna. Jadi secara umum pendidikan Islam adalah ilmu yang mempelajari cara-cara dan usaha-usaha untuk berhasil membentuk pribadi muslim yang sempurna. Para ahli di kalangan pendidikan Islam memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai pengertian pendidikan Islam itu sendiri. Ada yang memperhatikan pembentukan akhlak anak, ada yang membutuhkan pendidikan teori dan praktik, ada yang berharap untuk mewujudkan kepribadian muslim, dll.

Menurut Dr. Ahmed D. Marimba. Pendidikan Islam didasarkan pada orientasi fisik dan spiritual hukum agama Islam, yang mengarah pada pembentukan kepribadian utama sesuai dengan standar Islam. Menurut dr. Berlian Somad. Pendidikan Islam adalah pendidikan di mana individu dibentuk menjadi pribadi yang diangkat oleh standar Allah, dengan muatan pendidikan tingkat tinggi, untuk mewujudkan doktrin bahwa mereka adalah Allah. Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah pendidikan Islam. Muatan pendidikan adalah ajaran Allah yang sepenuhnya terkandung dalam Al-Qur'an dan diimplementasikan dalam praktik sehari-hari, seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. 

       Menurut Profesor Hasan Langgulung. Pendidikan Islam adalah pendidikan dengan empat (empat) fungsi: pertama, mempersiapkan generasi muda untuk memainkan peran tertentu dalam masyarakat di masa depan. Kedua, transfer pengetahuan yang diperlukan dari generasi tua ke generasi muda. Ketiga, transmisi nilai yang bertujuan untuk menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat. Keempat, mendidik anak, berbuat kebaikan di dunia, dan menang di akhirat. Selama tidak melanggar norma agama dan niat tulus, upaya manusia dapat dilakukan.

 

    Masyarakat adalah sekelompok orang atau individu yang tinggal di tempat yang sama dan terhubung satu sama lain. Biasanya hubungan atau interaksi ini dilakukan secara tertib atau terstruktur. Dalam kelompok sosial ini, setiap orang dapat berinteraksi dan saling membantu. Tentu saja, setiap kelompok masyarakat memiliki struktur sosial. Selanjutnya, struktur sosial akan mendorong integrasi sosial. 

     Kualitas masyarakat tergantung pada kualitas pendidikan anggotanya. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota masyarakat adalah dengan meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat itu sendiri. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah pendidikan lingkungan keluarga dan sekolah. 

       Dengan kata lain, pendidikan agama dapat diartikan sebagai perwujudan sifat-sifat sempurna yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia, upaya tersebut dilakukan tanpa komitmen apapun, kecuali untuk tujuan beribadah kepada Allah semata. Jumlah tahun pendidikan dinilai sangat berpengaruh terhadap pembentukan daya saing. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar kemungkinan peningkatan diri, dan semakin rendah tingkat pendidikan, semakin sulit untuk menumbuhkan keterampilan dan daya saing seseorang. 

  

     Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tajwid (membaca kitab-kitab Allah), tazkiyah (penyucian jiwa) dan ta`limul Kitab wa sunnah (pengajaran dan hikmah). Pendidikan agama Islam dalam masyarakat mempunyai fungsi dan fungsi pembimbing dalam kehidupan, penolong dalam kesulitan, kedamaian batin, dan pengontrol moral. 

     Menurut Al Syaibani, salah satu tujuan pendidikan Islam berkaitan dengan masyarakat, meliputi perilaku masyarakat, perilaku individu dalam masyarakat, mengubah kehidupan masyarakat dan memperkaya pengalaman masyarakat. Pada saat yang sama, menurut Albayz, tujuan akhir pendidikan Islam adalah pengembangan moral. Pandangan penulis sependapat dengan pandangan Jamaluddin dan Ali bahwa pendidikan agama dalam Islam memiliki fungsi ganda, antara lain membina generasi muda untuk memainkan peran tertentu dalam masyarakat di masa depan, mewariskan nilai-nilai untuk menjaga persatuan masyarakat, dan mewariskan ilmu yang relevan. Peran diturunkan dari generasi ke generasi. Menjadikan generasi muda menjadi tua dan mendidik anak-anak untuk berbuat kebaikan di dunia.

      Di samping itu, pendidikan agama Islam memegang peranan penting dalam pembentukan dan perwujudan masyarakat beradab yang baik, yaitu pertama-tama menanamkan pemahaman Islam yang luas, sehingga peserta didik dapat memahami ilmu keislaman dan memiliki hati nurani untuk mengamalkannya. Oleh karena itu, pendidikan agama masyarakat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan dalam mengangkat moral bangsa dan negara.

2.2 Apa Fungsi Sekolah Bagi Masyarakat

        Lebih luas lagi, yaitu kepastian masyarakat dalam negara. Menurut pasal 2 UU No. 20 Tahun 2003: "Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat. kehidupan bangsa Dalam rangka mewujudkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 

    Peran sekolah dalam masyarakat adalah: 

 1. Sebagai lembaga perubahan, sekolah menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, cara berpikir, gaya hidup, kebiasaan dan tata pergaulan. 

 2. Sebagai agen perekrutan, sekolah menyeleksi/memilih berdasarkan kemampuan dan potensi anggota masyarakat, dan memberikan pembinaan berdasarkan kemampuan, sehingga setiap individu/anggota masyarakat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara maksimal. 

 3. Sebagai lembaga pemerataan kelas, sekolah dapat membantu meningkatkan status sosial warga negara, mengurangi atau menghilangkan perbedaan "kelas" dalam masyarakat. 

 4. Sebagai lembaga asimilasi, sekolah bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan perbedaan tradisi, adat dan budaya, untuk bekerja lebih keras untuk menyesuaikan diri dengan persatuan dan kesatuan negara. 

5. Sekolah sebagai agen perlindungan, memelihara dan mewariskan ciri-ciri budaya yang harus dilindungi dan diwariskan. 

 6. Menumbuhkan pemahaman masyarakat terhadap semua aspek pelaksanaan program pendidikan sekolah. 

 7. Harapan masyarakat sekolah dan harapan mereka terhadap tujuan pendidikan sekolah dapat ditentukan. 

 8. Memperoleh bantuan keuangan, materi dan moral yang cukup dari masyarakat untuk sekolah. 

 9. Membuat masyarakat lebih bertanggung jawab atas kualitas pendidikan yang dapat diberikan sekolah. 

 10. Menerapkan perubahan yang diperlukan dan memperoleh kemudahan untuk mencapai perubahan tersebut. 

  

      Dalam masyarakat, anak-anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Setiap anggota masyarakat berinteraksi dengan berbagai peristiwa dan peristiwa. Di masyarakat, anak juga dapat memperoleh pendidikan nonformal. Kepribadian kurikulum dipengaruhi oleh fenomena sosial dan budaya lingkungan. Misalnya, anak yang tinggal dengan orang terpelajar cenderung suka belajar, dan anak yang tinggal di lingkungan cenderung lebih hemat (memperhatikan untung rugi). Anak-anak bergaul dalam kehidupan yang sulit dan penuh tekanan, anak-anak menjadi patuh dan patuh, mereka juga membiarkan diri mereka memberontak. Dengan demikian, sebagai orang tua atau pemimpin, kita dapat memilih lingkungan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kepribadian anak. Meningkatkan integrasi sosial atau masyarakat berarti integrasi sosial dapat dibentuk dan ditingkatkan melalui pendidikan; mempersatukan masyarakat. 

     Terwujudnya seleksi dan distribusi tenaga kerja bertujuan untuk mendidik agar mampu memilih bidang pekerjaan, serta lokasi dan penyediaan tenaga kerja. Pengembangan kepribadian memiliki makna, melalui pendidikan dapat ditumbuhkembangkan individu-individu unggul yang memenuhi harapan masyarakat, bangsa, dan negara. 

 Menurut Pidarta (dalam Eddy 2010:33), fungsi pendidikan masyarakat adalah sebagai berikut: 

 * Pendidikan sebagai penyebarluasan dan pelestarian budaya 

 * Sekolah sebagai pusat kebudayaan masyarakat sekitar 

 * Sekolah mengembangkan kepribadian masyarakat anak dan keluarga anak itu sendiri 

 * Pendidikan membuat orang menjadi warga negara yang baik, sadar akan tugas dan haknya 

 * Pendidikan meningkatkan integrasi sosial atau keterampilan sosial 

 * Pendidikan meningkatkan keterampilan analisis kritis melalui pembelajaran sains, teknologi,

 * Sekolah meningkatkan kontrol sosial dengan memberikan pendidikan agama dan moral 

 * Sekolah membantu memecahkan masalah sosial 

 * Pendidikan adalah perubahan sosial melalui budaya baru 

 * Pendidikan berfungsi sebagai seleksi dan distribusi pekerjaan 

 * Pendidikan dapat mengubah hierarki sosial. 

     Untuk lebih jelas memahaminya, perlu dikaji sudut pandang Pidarta sebagai berikut: Pendidikan sebagai penyebaran dan pelestarian kebudayaan berarti selain berfungsi sebagai pewarisan, juga diharapkan dapat melestarikan kebudayaan yang ada. Sebagai orang Indonesia, kita memiliki budaya daerah dan nasional. Budaya daerah yang berbeda ini harus dilindungi atau dipertahankan. Selain itu, dengan adanya budaya nasional bangsa Indonesia, sebagai warga negara harus dilindungi. Pentingnya sekolah sebagai pusat budaya masyarakat sekitar adalah bahwa, sebagai lembaga pendidikan, selain berusaha untuk melindungi budaya yang ada, sekolah juga berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan pembaharuan budaya ke arah yang lebih maju dan berkembang ke arah yang lebih maju. Hal ini unggul untuk masyarakat di mana lembaga tersebut berada. 

     Sekolah memupuk kepribadian anak dan keluarga anak itu sendiri. Tempat pengembangan kepribadian tidak hanya keluarga, tapi juga institusi sekolah. Sekolah berupaya untuk mengembangkan potensi anak-anak ke arah yang positif, dan potensi negatif dikendalikan. Melalui upaya ini, dapat dikatakan bahwa sekolah adalah tempat bagi pengembangan kepribadian anak-anak. Pendidikan membuat orang menjadi warga negara yang baik, menyadari kewajiban dan hak-hak mereka. Di lembaga pendidikan, selain pendidikan karakter, pendidikan etiket, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan. Melalui pendidikan kewarganegaraan, siswa menjadi warga negara yang baik dan memahami hak dan kewajiban mereka. Pendidikan sekolah mencoba untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban.                                  

      Pendidikan meningkatkan integrasi sosial atau keterampilan sosial. Institusi di sekolah merupakan cerminan dari komunitas kecil, begitu juga di dalam kelas. Anak-anak bergaul dengan anak-anak lain dari latar belakang yang berbeda. Dengan demikian, anak mulai mengenali berbagai situasi anak lain. Melalui komunitas kecil ini, kondisi komunitas dapat terbentuk walaupun dalam lingkungan yang terbatas. Atas dasar pembentukan komunitas terbatas, persatuan masyarakat dapat dikembangkan dan anak-anak memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di masyarakat.

     Pendidikan meningkatkan kemampuan analisis kritis melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Artinya, melalui pendidikan, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan analisis kritisnya melalui mata kuliah sains, teknologi, dan seni yang diajarkan. Sekolah menggunakan pendidikan agama dan moral untuk meningkatkan sarana kontrol sosial. Oleh karena itu, melalui pendidikan agama dan karakter, anak dapat meningkatkan kemampuannya untuk memiliki alat kontrol sosial. Sekolah membantu memecahkan masalah sosial. Artinya dengan mengikuti kelas IPA di sekolah, anak harus mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. 

     Pendidikan adalah perubahan sosial yang dibawa oleh budaya baru. Pada dasarnya, pendidikan tidak hanya sebagai pelindung budaya yang ada, tetapi juga sebagai pembaharu. Oleh karena itu, pendidikan memiliki fungsi perubahan sosial, artinya sistem sosial yang ada dengan pembaru budaya akan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan saat ini. Pendidikan menyeleksi dan mengalokasikan tenaga kerja melalui pendidikan, sehingga tenaga kerja disiapkan sesuai dengan bidang perkembangan lembaga pendidikan. Setiap bidang pendidikan telah membudidayakan tenaga kerja, sehingga diperoleh tenaga kerja yang beragam dari hasil pendidikan tersebut. Tenaga kerja telah disesuaikan dengan bakat, minat, dan kemampuan Anda. Dari fungsi tersebut dapat dikatakan bahwa para pekerja telah dipilih sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bagi siswa yang tidak kompeten, dalam proses pendidikan, mereka memilih sendiri, karena dalam proses ini ada keberhasilan (lulus) dan kegagalan (gagal). 

      Pendidikan dapat mengubah hierarki ekonomi suatu masyarakat. Diharapkan dari waktu ke waktu kinerja pendidikan sekolah akan semakin tinggi. Dengan perubahan tingkat kelulusan, saya berharap ekonomi masyarakat menjadi lebih baik dan lebih baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat pendapatannya. Oleh karena itu, dengan upaya pendidikan, lulusan yang lebih tinggi dapat dihasilkan dan, dengan demikian, semakin banyak orang yang berpenghasilan tinggi.

2.3 Pendidikan Islam Dalam Pembaruan Masyarakat

         Secara etimologi berarti proses, cara memperbaharui, proses mengembangkan adat istiadat, cara hidup baru, membangun kembali, menata kembali dan mencipta seperti semula. Padahal secara terminologi mengandung banyak pengertian, termasuk A. Mukti Ali. Dalam pandangannya, pilihan adalah upaya untuk mengambil kebaikan dan kebaikan untuk kebaikan. Menurut Harun Nasution, kata yang dikenal dengan keabadian adalah modernisasi. Istilah modernisasi berasal dari dunia Barat, dan maknanya adalah: pemikiran, aliran, gerakan, dan upaya mengubah ide, kebiasaan, dan sistem lama untuk menyesuaikannya dengan ide-ide baru dan situasi baru yang muncul. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. 

         Secara sederhana, Azra mendefinisikan lini bisnis untuk melakukan perubahan di berbagai bidang dengan meningkatkan kinerja secara keseluruhan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai dengan tantangan dan dinamika kebutuhan masyarakat. Pada saat yang sama, Cece Wijaya percaya bahwa tujuan mencoba memperkenalkan segala macam hal baru adalah untuk meningkatkan metode yang telah digunakan untuk menciptakan praktik baru dan cara kerja untuk mencapai tujuan. 

 Selain itu, Cece Wijaya menjelaskan bahwa upaya alternatif harus memiliki kandungan sebagai berikut: 

 1. Baru, ini bisa berarti bahwa segala sesuatu yang belum diterima, diterima, dan dilaksanakan oleh penerima telah direncanakan. Meski mungkin bukan hal baru bagi orang lain. Namun, ciri penting neologisme adalah sifatnya yang kualitatif, yang sebelumnya tidak ada. 

 2. Secara kualitatif, ini memungkinkan Anda untuk mengatur ulang atau mengatur ulang elemen dalam sistem, 

 3. Sengaja, ini berarti usaha itu direncanakan, bukan kebetulan. 

 4. Pengembangan kapasitas mencakup pengertian tujuan perbaikan, yaitu meningkatkan kapasitas atau kinerja sistem secara keseluruhan untuk mencapai tujuan yang sebaik mungkin. 

 5. Target, keinginan dari stored procedure. Oleh karena itu, harus dirumuskan secara jelas, rinci dan teratur. Sedangkan tujuannya sendiri adalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi hasil dengan kebutuhan masyarakat, 

 6. Hal-hal yang tidak ada sebelumnya antara lain: ide, tujuan, organisasi proses, dll.

      Dari berbagai pengertian pembaruan yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembaruan adalah sesuatu yang efektif, efisien dan produktif untuk kemajuan. Pembaharuan yang dimaksud dalam pengantar ini adalah pembaharuan pendidikan, merupakan perubahan baru dan sengaja diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 

      

      Mengenai reformasi di bidang pendidikan, pendidikan dalam masyarakat modern pada dasarnya terdiri dari membangun hubungan antara siswa dan lingkungan sosial dan budaya yang terus berubah. Untuk mengetahui pembaruan apa yang telah terjadi, perlu menentukan flag yang dilampirkan pada pembaruan terlebih dahulu. Pembaruan selalu berubah mengikuti dinamika kehidupan masyarakat. Artinya pemutakhiran merupakan suatu keniscayaan.

      Pembaharuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan suatu tindakan realisasi. Makna bahasa yang termasuk dalam konsep update sangat luas. Menurut masyarakat Barat, pembaruan adalah suatu gagasan, aliran, gerakan, atau usaha untuk mengubah pemahaman adat dan lembaga agar dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

 Jika Barat mengadaptasi ajaran Katolik dan Protestan, itu akan mengarah pada sekularisme. Berbeda dengan Islam, dalam Islam, doktrin dasar Al-Qur'an dan As-Sunnah tidak diperbarui, tetapi interpretasi hasil pemahaman tidak didasarkan pada teks Al-Qur'an itu sendiri. Karena esensi kebangkitan Islam adalah gerakan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibawa oleh kemajuan teknologi.

        Pendidikan Islam adalah pendidikan bagi seluruh umat Islam. Tujuannya adalah untuk dapat mewujudkan kemampuan syahadat kepada Allah SWT. Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk pribadi muslim yang utuh, dengan nilai-nilai agama Islam yang baik, dan mampu mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan nilai-nilai Islam.  

        Dalam kondisi saat ini, pendidikan Islam berada pada posisi determinisme dan realisme sejarah. Dalam arti, di satu sisi, umat Islam berada dalam romantisme historis, yang mereka banggakan, karena mereka pernah memiliki pemikir dan ilmuwan hebat, mereka memberikan kontribusi besar bagi perkembangan peradaban dan sains dunia, dan mereka juga harta Yunani. Namun di sisi lain, di sisi lain, mereka menghadapi kenyataan bahwa pendidikan Islam tidak diarahkan pada realitas masyarakat industri dan teknologi modern. Hal ini didukung oleh sebagian umat Islam yang tidak terlalu tertarik dengan ilmu pengetahuan secara umum, bahkan sampai "dilarang". Sistem pendidikan Islam yang ada hanya mengajarkan ilmu agama. Di sisi lain, generasi Muslim yang belajar di luar pendidikan Islam hanya menerima sebagian kecil dari pendidikan Islam dan bahkan tidak memperoleh pengetahuan Islam sama sekali.

  

     Dari berbagai permasalahan pendidikan Islam tersebut di atas, dapat ditarik suatu benang merah tentang pendidikan Islam, yaitu: Pertama, masih terdapat permasalahan konseptual, teoritis atau filosofis, yang pada gilirannya berdampak pada permasalahan praktis. Kedua, masalah teoritis-konseptual ini ditandai dengan adanya paradigma dikotomi antara agama dan non-agama, wahyu dan akal, serta dunia dan akhirat dalam dunia pendidikan Islam. Ketiga, pendidikan Islam kurang tanggap terhadap realitas sosial yang menjauhkan peserta didik dari lingkungan sosial dan budayanya sendiri. Ketika mereka lulus dari lembaga pendidikan Islam, mereka akan mengalami pergolakan sosial. Keempat, penanganan masalah ini bersifat sepotong-sepotong, tidak holistik, dan komprehensif.

      Gerakan Reformasi Pendidikan Islam datang dari Timur Tengah dan mempengaruhi Indonesia melalui dua arah, yaitu arah penerbitan dan arah pendidikan. Pertama, arah redaksi. Pada abad ke-20, beberapa majalah Al Amanar muncul ke arah ini. Majalah Al Manar kala itu memuat informasi terkini dari negara lain. Saat itu, majalah tersebut masuk ke Indonesia dalam bahasa Melayu. Beberapa tokoh Indonesia membaca Majalah Al Manar, para pemimpin sangat tertarik membaca majalah ini, sehingga mereka tertarik untuk melakukan perubahan di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan. Oleh karena itu, para pemimpin Indonesia segera mengambil tindakan dan memutuskan untuk meningkatkan pendidikan Islam di Indonesia. Kedua, arah pendidikan. Saat itu, negara-negara Arab membuka kesempatan bagi para pelajar untuk memperdalam pendidikan Islam di Arab, khususnya di Kairo, Madinah, dan Mekkah. Kebangkitan Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia: Kebangkitan pendidikan Islam di Indonesia berawal dari keberadaan pemikiran Islam di belahan dunia Islam lainnya. Jauh di belakang Eropa, dalam hal ini Turki juga percaya bahwa Eropa lebih maju dan unggul dari Turki. Lembaga pendidikan Islam pada masa pembaruan: Lembaga pendidikan Islam pada masa pembaruan. Dahulu, sebelum pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia, pendidikan. Hanya pesantren dan surau. Pesantren dan surau mengajarkan pendidikan agama. Buku-buku klasik adalah sumber utama belajar di Pesantren. Tidak ada kitab selain kitab di pondok pesantren. Metode pembelajaran di Pesantren menggunakan metode sorogan, wetonan dan musyawarah. 

      Ada beberapa ciri pendidikan Islam sebelum masa pembaruan yaitu topiknya hanya agama, sumbernya buku-buku klasik, dan tidak ada yang umum. Kemudian metode yang digunakan sebelum pembaruan ini hanya memori dan metode Muzkala. Selanjutnya tidak memperhatikan keberadaan ijazah setelah lulus. Kehidupan pesantren sama dengan santri dan kiai. 

11

      Ada beberapa model pembaruan pendidikan Islam yang telah terjadi, dan model-model ini didasarkan pada ide-ide para pembaharu pendidikan Islam. Pertama, kelompok yang berorientasi pada pendidikan Barat, dalam hal ini diasumsikan bahwa negara dan kebahagiaan hidup yang dialami di Barat adalah hasil dari pendidikan dan teknologi maju yang dapat mereka peroleh. Yang lain percaya bahwa keberhasilan negara-negara Barat adalah karena penggunaan ilmu pengetahuan dan budaya yang telah berkembang di dunia Islam. Kedua, pembaruan islam berorientasi ke sumber Islam.

2.4 Pendidikan Islam Terhadap Lingkungan Social

        Pendidikan adalah suatu sistem dan cara untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menganggap pendidikan sebagai sarana peradaban dan meningkatkan kualitasnya sendiri, bahkan dalam masyarakat (primitif) yang masih terbelakang. Pendidikan merupakan upaya sadar untuk mempersiapkan anak manusia guna menunjang perannya di masa depan. Tentu saja pekerjaan pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa memiliki hubungan yang sangat penting dengan proyek-proyek bangsa di masa depan, karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia. 

       M Nasir menegaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan kehidupan masyarakat. Hal ini menunjukkan urgensi pendidikan bagi kehidupan manusia, karena pendidikan itu sendiri memegang peranan sentral dalam mendorong manusia dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas segala aspek kehidupan agar dapat maju dan mendukung mereka untuk berperan di masa depan. Perubahan sosial dan pendidikan selalu menjadi perdebatan luas oleh masyarakat, karena masyarakat kita saat ini tidak akan pernah lepas dari tanda-tanda perubahan. Perubahan sosial telah terjadi sejak zaman dahulu. Tapi hari ini, perubahan ini terjadi sangat cepat. Hal ini membuat bingung orang-orang yang menanganinya. Perubahan mana sering berjalan terus menerus dan tunduk pada batasan waktu dan lokasi. Namun, karena sifatnya yang saling terkait, perubahan tampak berlangsung terus-menerus, meskipun diselingi dengan lingkungan di mana orang mengalami perubahan. Ada perbedaan dalam penerimaan masyarakat terhadap setiap perubahan atau inovasi baru, yang sudah menjadi hukum alam. Beberapa orang akan menerima perubahan dengan sangat cepat, beberapa lambat, dan beberapa sangat skeptis, kecuali apa yang terjadi pada sebagian besar anggota masyarakat pada umumnya. 

12

     Hal ini terjadi karena anggota masyarakat memiliki tingkat penerimaan yang berbeda terhadap perubahan, yang disebabkan oleh perbedaan pengetahuan, gaya berpikir, sikap, perbedaan kepribadian, perbedaan pengalaman dan penerapan antara nilai-nilai yang mereka miliki dan yang mereka miliki. Selain karakteristik individu atau masyarakat, faktor acuan atau role model juga berperan penting dalam adopsi perubahan.Orang tua,tokoh masyarakat formal dan informal, teman dekat, idola, dan orang yang paling berpengaruh terhadap seseorang. Item tersebut dapat ditunjuk dengan jelas di masyarakat. Namun, unsur tokoh idola dan unsur tokoh yang paling berpengaruh terhadap diri seseorang sangat subjektif. Tokoh tersebut bisa berupa bintang film, tokoh masyarakat, kepahlawanan, atau bentuk lainnya.

    

     Pada dasarnya, mereka dapat didasarkan pada nilai-nilai mereka untuk menilai karakteristik karakter atau perwujudan tersebut, karena mode dan kecepatan seseorang atau masyarakat. penerimaan perubahan. Hal ini pada dasarnya berbeda. Perbedaan ini dapat menimbulkan kesenjangan nilai sosial, terutama ketika kompleksitas perubahan terus berkembang dan perubahan terjadi dengan sangat cepat. Pada saat yang sama, jika kita menyadari bahwa perubahan budaya manusia terkait dengan perubahan alam dan waktu. Di era teknologi, jika masyarakat tidak menerapkan teknologi dalam kehidupan, masyarakat akan tertinggal. 

      Bahkan telah terbukti bahwa teknologi membawa tingkat efisiensi dan kesejahteraan tertentu bagi masyarakat, karena teknologi pada hakekatnya adalah pencarian perolehan nilai tambah, pada dasarnya merupakan adaptasi terhadap alam dan perubahan zaman, sehingga manusia tetap dapat mempertahankan keberadaan mereka. . Sebagaimana kondisi kehidupan masyarakat pada umumnya dalam kancah budaya nasional, kondisi yang ditunjukkan oleh berbagai media (cetak dan elektronik), dan kondisi yang terjadi di sekolah-sekolah telah bersama-sama menciptakan proses pendidikan bagi generasi bangsa kita. Baik dari dimensi kebutuhan kualitas humanistik saat ini dan masa depan, atau dari kondisi pendidikan yang semakin kompleks dan multidimensi, pendidikan kita adalah waktu untuk memberi anak-anak kita lebih banyak kesempatan untuk berada di rumah dan dalam kondisi yang terkendali. Sekolah mengkompensasi kondisi ini. Di luar kendali dalam kehidupan masyarakat luas berdampak pada peningkatan proses pendidikan formal.

13

       Hal ini diperlukan untuk terus memainkan peran pendidikan orang tua dan pendidikan sekolah. Jika kita berharap bahwa generasi ini bangsa kita tidak akan mengalami penurunan nilai-nilai budaya nasional kita, dan ini akan memperpanjang penurunan kesadaran nasional kita, memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk menyadari diri mereka sendiri. Perubahan sosial tidak bisa dihindari. Sebagai aspek kehidupan, pendidikan tidak terlepas dari masyarakat dan juga harus berpartisipasi dalam tren perubahan. Partisipasi mereka tidak terbatas pada kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga untuk bagaimana membuat pendidikan promotor perubahan sosial. 

      Jadi kata kunci relevan yang diusulkan adalah kreativitas. Pendidikan dan masyarakat adalah dua variabel yang sulit dipisahkan. Bagaimana agar pendidikan tidak hanya terbawa oleh motor penggerak perubahan, tetapi juga dapat berperan sebagai agen perubahan itu sendiri. Dalam hal ini, kreativitas merupakan variabel yang perlu diperhatikan. Dalam hal ini, kreativitas merupakan indikator kecerdasan. Semakin pintar seseorang, semakin besar kreativitasnya, dan kecerdasan adalah produk akal, sehingga cara mengoptimalkannya adalah dengan mengoptimalkan fungsi pikiran itu sendiri.     

      Adolphe E. Mayer mengatakan bahwa ada refleksi timbal balik antara pendidikan dan masyarakat. Hubungan keduanya tidak linier, melainkan hubungan yang saling menguntungkan (saling simbiosis). Fegerlind dalam Barnadib mencatat bahwa hubungan antara keduanya bersifat dialektis. Jika ini terjadi, perubahan sosial akan membawa perubahan dalam pendidikan, dan sebaliknya, perubahan pendidikan akan membawa perubahan dalam masyarakat. Secara teori, masyarakat sedang berubah dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Pada saat yang sama, menurut Alvin Toffler, masyarakat akan bertransformasi dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri dan kemudian menjadi masyarakat informasi. Ketiga tipe sosial tersebut memiliki budaya dan nilai yang berbeda. Masyarakat agraris merupakan masyarakat tradisional, Budaya yang paling menonjol adalah gotong royong. 

      Pada saat yang sama, masyarakat industri, menurut nilai dan budaya Jock Young Majid, menunda kebahagiaan, merencanakan pekerjaan masa depan, dan terikat oleh aturan birokrasi. rutinitas, dan sikap kerja instrumental. Bekerja keras yang produktif dipandang sebagai kebaikan. Di era informasi, masyarakat begitu kompleks sehingga sudah ada transparansi antar negara, yang membuat dunia menjadi global . Islam sebagai agama yang penuh kasih sayang tentunya sangat memperhatikan kondisi sosial. Hal ini dapat dilihat dari bukti sejarah, bagaimana Nabi Muhammad SAW melihatnya. Membangun masyarakat Arab. Kemudian terus berkembang hingga Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia. Islam membangun masyarakat melalui pendidikan, karena proses pendidikan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk membangun ummat. 

14

       Sebagaimana firman Allah SWT dalam kitabnya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali ia mengubah nasibnya sendiri." Oleh karena itu, untuk melakukan perubahan, manusia sebagai agen perubahan harus memperhatikan dua hal, yaitu: a. Sebagai makhluk yang luar biasa, ia dapat menumbuhkan kebijaksanaan dan memperluas wawasan manusia. Memiliki potensi yang besar dan dapat memanfaatkan alam dan sesama manusia untuk membangun peradaban. Kemajuan suatu negara pada umumnya ditentukan oleh upaya negara tersebut mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, tentunya dalam proses pendidikan, manusia adalah subjek sekaligus objek dalam pendidikan itu sendiri. 

        Ada banyak petunjuk dalam Al-Qur'an yang memerintahkan manusia, khususnya umat Islam, untuk menjadi cerdas dan selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya. Pertama, Allah memerintahkan manusia untuk selalu berpikir dan menggunakan akalnya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam hidup. Tuhan memberi manusia potensi untuk meningkatkan persepsi ini. Menurut konsep Islam, perkembangan kecerdasan manusia tidak hanya bergantung pada usaha manusia, tetapi Tuhanlah yang mengambil keputusan. 

       Namun, keturunan Adam harus bekerja dan belajar keras untuk menggunakan kejeniusan dan kebijaksanaan Tuhan untuk kepentingan umat manusia, karena Tuhan secara langsung atau tidak langsung akan memberikan pengetahuan yang diinginkan manusia. Kedua, Allah SWT memberikan kebebasan untuk menuntut ilmu. Semua orang (khususnya Muslim), laki-laki dan perempuan, harus mencari ilmu dari siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Maka Allah SWT memerintahkan orang yang telah menuntut ilmu untuk menyebarkan ilmu bukan menyembunyikannya. Ini diharapkan, dan tujuannya adalah untuk memberi manfaat bagi umat manusia. Ketiga, akal manusia diperintahkan untuk menguji kekuasaan Allah dengan mempelajari dan mengelola alam demi kehidupan, selain itu juga melarang kerusakan dan pertumpahan darah. Keempat, manusia diperintahkan untuk berfantasi fil'ardh (tersebar di darat) untuk mencari ilmu. Karena setiap negara memiliki pengetahuan khusus. Perkembangan ilmu pengetahuan atau pemikiran manusia tidak akan berhenti, apalagi mundur, tetapi akan terus bergeser dari satu negara ke periode waktu tertentu. Kelima, kecintaan terhadap informasi atau pengetahuan pada akhirnya akan menumbuhkan kecintaan terhadap kegiatan belajar. Sebagaimana kita ketahui bersama, Al-Qur'an yang diturunkan pertama kali adalah perintah membaca, yang meliputi kajian tentang hakikat Tuhan, hubungan antara manusia, alam, dan fungsinya masing-masing. 

15

       Membangun etika profesi untuk membawa perubahan sosial yang besar Islam sangat memperhatikan etika profesi. Karena etika profesi akan menjadi mesin perubahan bagi manusia. Sejarah membuktikannya, bagaimana Nabi Muhammad melihatnya. Wilayah Arab dan sekitarnya dapat dikuasai, dan kemudian Islam pada akhirnya akan menyebar ke seluruh belahan dunia, yang dapat mengubah peradaban manusia. Ini semua karena umat Islam memiliki etika profesi yang sangat kuat.

    Oleh karena itu, menurut Malik Fadjar, ada beberapa hal penting yang harus kita ketahui, yaitu: Pertama, dalam Islam, motivasi dasar setiap muslim menjalani hidup ini adalah karena Allah. Islam mengajarkan bahwa kehidupan dan segala aspeknya, termasuk pendidikan dan pengelolaan perubahan social, harus mengabdi kepada Tuhan. 

Kedua, Al-Qur'an menyatakan bahwa cara terbaik untuk mencapai kesuksesan dalam hidup adalah bekerja. Karena pada dasarnya seseorang tidak bisa mendapatkan apa-apa selain berusaha. Ketiga, dalam kehidupan dan pekerjaan, Islam mengajarkan pentingnya menghadapi masa depan, ketekunan, ketelitian, kehati-hatian, menghargai waktu, penuh tanggung jawab dan orientasi prestasi. Dalam pendidikan Islam, selalu memperhatikan dua sudut pandang dalam berbagai aspek, seperti aspek eksternal dan internal, aspek pribadi dan social, sekuler dan Uhrawi, dll. Pendidikan Islam selalu memperhatikan pembentukan manusia yaitu taat dan mampu menjadi hamba Allah secara Rahmatan lil `Alamin.

16

BAB III

 PENUTUP

3.1 Kesimpulan  

      Pendidikan Islam adalah ilmu yang mempelajari cara-cara dan usaha-usaha untuk berhasil membentuk pribadi muslim yang sempurna. Para ahli di kalangan pendidikan Islam memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai pengertian pendidikan Islam itu sendiri. Ada yang memperhatikan pembentukan akhlak anak, ada yang membutuhkan pendidikan teori dan praktik, ada yang berharap untuk mewujudkan kepribadian muslim, dll. Kualitas masyarakat tergantung pada kualitas pendidikan anggotanya. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota masyarakat adalah dengan meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat itu sendiri. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah pendidikan lingkungan keluarga dan sekolah. 

      Dilihat dari sudut pandang Pidarta pendidikan sebagai penyebaran dan pelestarian kebudayaan berarti selain berfungsi sebagai pewarisan, juga diharapkan dapat melestarikan kebudayaan yang ada. Sebagai orang Indonesia, kita memiliki budaya daerah dan nasional. Budaya daerah yang berbeda ini harus dilindungi atau dipertahankan. Selain itu, dengan adanya budaya nasional bangsa Indonesia, sebagai warga negara harus dilindungi. Pentingnya sekolah sebagai pusat budaya masyarakat sekitar adalah bahwa, sebagai lembaga pendidikan, selain berusaha untuk melindungi budaya yang ada, sekolah juga berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan pembaharuan budaya ke arah yang lebih maju dan berkembang ke arah yang lebih maju. Hal ini unggul untuk masyarakat di mana lembaga tersebut berada. 

       Pembaruan adalah sesuatu yang efektif, efisien dan produktif untuk kemajuan. Pembaharuan yang dimaksud dalam pengantar ini adalah pembaharuan pendidikan, merupakan perubahan baru dan sengaja diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada beberapa ciri pendidikan Islam sebelum masa pembaruan yaitu topiknya hanya agama, sumbernya buku-buku klasik, dan tidak ada yang umum. Kemudian metode yang digunakan sebelum pembaruan ini hanya memori dan metode Muzkala. Selanjutnya tidak memperhatikan keberadaan ijazah setelah lulus. Kehidupan pesantren sama dengan santri dan kiai. 

17

   

      Pendidikan Islam yang telah terjadi, dan model-model ini didasarkan pada ide-ide para pembaharu pendidikan Islam. Pertama, kelompok yang berorientasi pada pendidikan Barat, dalam hal ini diasumsikan bahwa negara dan kebahagiaan hidup yang dialami di Barat adalah hasil dari pendidikan dan teknologi maju yang dapat mereka peroleh. Yang lain percaya bahwa keberhasilan negara-negara Barat adalah karena penggunaan ilmu pengetahuan dan budaya yang telah berkembang di dunia Islam. Kedua, pembaruan islam berorientasi ke sumber Islam.

       Perubahan sosial adalah keniscayaan atau tidak dapat dihindari . Sebagai salah satu aspek kehidupan, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dan juga harus ikut serta dalam arus perubahan. Partisipasi mereka tidak terbatas pada kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga bagaimana menjadikan pendidikan sebagai perubahan sosial. Islam mengajarkan bahwa kehidupan dan segala aspeknya, termasuk manajemen pendidikan dan perubahan sosial, harus dirancang untuk mengabdi kepada Tuhan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun