Aku semakin mempercepat langkahku keluar dari area Rumah Makan Berkah Bunda. Keyla menarik tanganku, lalu menuntunku menuju parkiran.
"Biar Keyla yang antar Teteh!" ucapnya sembari membuka pintu mobil.
"Tidak usah, Key. Teteh bisa naik angkot sendiri."
"Nggak apa-apa Teh, Â sekalian mengambil barang Keyla yang tertinggal di rumah Bang Alif, " jelasnya.
Aku tidak mempunyai alasan lagi untuk menolak permintaan Keyla. Dengan rasa bersalah aku masuk ke mobil.
Keyla mulai menjalankan mobilnya, lalu melirik ke arahku. "Teteh, tidak apa-apa? Maafkan keyla, Ya! Keyla tidak bermaksud menyinggung perasaan Teteh."
"Tidak apa-apa, seharusnya Teteh berterima kasih pada Keyla karena sudah memberi tahu Teteh," ucapku sembari memandang ke depan.
Tidak lama kemudian, mobil putih milik Keyla sudah terpakir di garasi rumah Alif. Ah, sepertinya aku tertidur tadi.
"Ayo masuk, Key!" Aku membuka pintu rumah.
"Wah, rumah Bang Alif sekarang rapi dan wangi. Sepertinya aku betah kalau main ke sini," ucap Keyla sembari membentangkan dua tangannya.
"Keyla, mau minum apa?" tanyaku sembari membuka pintu kulkas.