"Keyla, sudah menunggu kita di tempat kajian." Alif memulai pembicaraan saat mobil mulai meluncur di jalanan.
Aku mengangguk.
"Ini kartu  ATM gajiku, kamu pakai saja untuk keperluanmu." Alif memberikan ATM ke tanganku.
"Tidak usah, Bang. Aku tidak berhak atas ini." Aku menyimpan kartu ATM milik Alif di dashboard mobil.
"Kamu ini istriku Tiara, jadi aku wajib menafkahimu," ucap Alif sambil memegang kemudi. "Ambil Kembali kartu ATM itu! Kalu tidak ..."
"Kalau tidak, kamu akan apa?"
"Kalau tidak, aku akan menciummu."
"Ish, dasar otak mesum," gerutuku sambil mengambil kartu ATM, lalu memasukkannya ke dalam dompet.
Aku melirik ke arah Alif. Tampak dia tersenyum sendiri.
Mobil berhenti di depan halaman masjid yang cukup besar. Suasana sejuk merasuk ke dalam hati saat kakiku menginjak lantai masjid. Sesuai instruksi Keyla melalui chat, aku langsung melangkah ke pintu bagian akhwat.
Keyla menyambutku di dekat pintu masjid. Ia mengajakku untuk duduk di tempat yang sudah ditandainya. Beberapa menit kemudian, tempat ini sudah penuh dengan Wanita Muslimah.