“Manjat lagi, gih. Nanti aku poto lalu di-upload ke dunia maya biar viral. Ada gadis cantik pintar manjat pohon kelapa.”
Mendengar kata gadis cantik, aku jadi urung memarahi alif. Aku berbalik salah tingkah. Tak sadar gigiku menggigit ujung kerudung.
“Atau mau manjat aku saja,” imbuh Alif sambil mengedipkan mata.
“Ih, dasar ngeres. Mau aku timpuk lagi nih.” Aku kembali mengambil guling.
Alif gegas bangkit dari ranjang.
Aku menutup mulut , menahan tawa. Ternyata Alif takut sama guling.
“Ya sudah, aku keluar dulu ya, isi kadonya kalau bisa dipake buat ketemu Bunda!”
“Huum.” Aku mengaguk.
Setelah menutup pintu, gegas aku membuka kado dari Alif. Dengan gemetar aku menyobek kertas kado bermotif batik.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H