Mohon tunggu...
Empi Muslion
Empi Muslion Mohon Tunggu... Administrasi - pengembara berhenti dimana tiba

Alang Babega... sahaya yang selalu belajar dan mencoba merangkai kata... bisa dihubungi : empimuslion_jb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 2] Denting Biola Hitam

27 November 2015   15:56 Diperbarui: 27 November 2015   15:56 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubuk nenek dukun beranak sungguh rapuh, atapnya ijuk dan sudah di tumbuhi tumbuhan, kayunya dari bambu yang sudah di makan rayap, halamannya di tumbuhi duri dan rumput ilalang, baunya pesing.

Kuberjalan sekeliling rumah, kulihat banyak tanaman kembang, bunga melati, puding, kemboja dan tanaman-tanaman yang banyak dtanam di perkuburan.

Aku berjalan melewati sisi samping rumah nenek, aku menuju ke dapur belakang, mana tahu nenek lagi memasak pikirku.

Aku terperanjat, tiba-tiba, aku melihat lorong nan amat panjang, aku bergumam, bukankah saat kulihat dari depan, gubuk reot ini kecil sekali ? mengapa aku berada di sebuah lorong panjang nan mencekam ? Belum habis rasa keherananku, seketika itu berhamburan kelelawar-kelelawar berwajah gadis jelita. Kelelawar itu seolah datang menjemputku, membuat tarian selamat datang, menyanyikan senandung kerinduan. Dari telinga kerumunan kelelawar,  keluar tetesan-tetesan darah nan menghitam, pekat dan anyir. Dari pusatnya menjuntai-juntai usus perutnya, mengeluarkan nanah yang amat busuk sekali. Darah dan nanah itu menetes dikepalaku, aku bermandikan darah dan nanah. Mata, hidung dan mulutku berlumuran darah bercampur nanah.

Aku di kerumuni oleh para kelelawar itu, tubuhku dalam sekejab dibungkus oleh sayap-sayap kelelawar yang di tumbuhi rambut tebal. Kelelawar itu membopong tubuhku dan membawa terbang, sambil melayang-layang mereka berbisik di telingaku.

 “Sukmaaa”

“Kamukah yang bernama Sukma”

“Kamu cantik sekali”

“Marii.. mariii… sukma…”

“Kita menari… bernyayi… dan bersuka ria..”

“Sukmaaaaa….”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun