Mohon tunggu...
Empi Muslion
Empi Muslion Mohon Tunggu... Administrasi - pengembara berhenti dimana tiba

Alang Babega... sahaya yang selalu belajar dan mencoba merangkai kata... bisa dihubungi : empimuslion_jb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 2] Denting Biola Hitam

27 November 2015   15:56 Diperbarui: 27 November 2015   15:56 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nak Saipul, bagaimana kondisi nak gadis ini ?” Saipul lama terdiam, dia menjawab dengan gemetaran.

“Sakitnya sungguh berat Mak, bukan hanya sakit raganya saja, batinnya sangat terluka”

“Terlihat dari raut garis wajahnya, dari detak nadinya, dia sangat memendam duka lara, hatinya remuk redam”

Mak Raisah dengan mimik sedih, lalu menyela.

“Apa gerangan penyebab sakitnya nak gadis secantik ini, sedemikian parahnya, Nak Saipul ?”

Saipul termenung, diteguknya air  dari daun kopi yang dibikinnya sendiri, duduk disamping Mak Raisah.

“Tentu, secara pasti saya juga tidak tahu Mak, cuma kita bermohon dan berusaha, semoga jika gadis ini siuman dan cepat pulih, nanti mungkin bisa Mak menggali cerita secara langsung dengannya, apa gerangan dia bisa sampai seperti ini.”

“Tapi Mak, bukan ananda mendahului Yang Kuasa, secara mata batin saya, mengatakan, dia seperti terkena guna-guna, terkena ajian gasing tengkorak tujuh rangka, dan kerasukan roh jahat. Gadis ini harus diobati dengan ramuan tujuh pusara bumi penopang samudera. Tentu Mak, kita akan menghadapi banyaknya dukun dan musuh yang menghalangi kesembuhannya.”

Mak Raisah terdiam.

Setelah sedikit tenang, Saipul melanjutkan ritual pengobatannya, dia berkomat kamit membaca doa pada segelas air, kemudian di percikkannya ke muka Sukma. Saipul beranjak duduk, di dekatinya Mak Raisah kembali.

“Mak jika si gadis sudah mulai siuman, minumkan air yang saya buatkan ini. Bilas selalu luka-luka ditubuhnya dengan air daun bangkai dan akar kayu mati yang sudah saya racik.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun