dua singa mendenting sukma
mencabut keris menyayat-nyayat
lengkap sudah satu berkalah
entah siapa bernafas pegat
beribu jiwa tertidur jua
mengerang duka tersayat nyawa
tetapi . .
denting pepedang masih menyata . . .
dewa kematian tergopoh-gopoh
menyibuk diri cabuti titah
kemarin hidup kini memati
dalam robek sayatan ini
bayu menitis di bajra lebat
beriring jatuh kedhaton kebat
kejayaan nyata tinggal sesaat . .
membisu diam mendekam dendam
Kertanegara . . .
Kertanegara . . .
mendekap luka sayatan sayat
melimbung diri bernafas berat
dan . .
dewa kematian menyapanya :
‘Prabu, peganglah erat tangan kananku . . . ‘
Singhasari . . . .
di peraduan merisau diri . . . . .
merisau diri . . . .
Singhasari 2001,
Dalam sapaan Dwarapala –Patirtan Watugedhe –
& Anggun Candi,
Sisi sisa keagungan,
Masa lalu,
Kala itu . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H