‘ah nggak usah banyak kata-
cangkem asumu ! terima ini !’
‘aaaaahhhhh . . . . .!’
sayatan keris meluka wajah
menggoret dendam
menggaris geram
dalam murka terkepal genggam
‘pulanglah pada raja gendhengmu
katakan . . . suruh kirim muka tikusnya
biar kuukir dengan keris
biar kupahat dengan pedang . . .
ini aku Kertanegara-
bukan raja pengecut !!’
selekas kedip raja pun pergi
meninggal tahta-
melangkah lagi
dinaung payung-
dan dayang cantik taburkan bunga
tiba kini suatu kata
torehan keris menggaris muka
segera pergi temui raja
dalam luka . .
dalam luka . . .
IX
Kedhiri {Gelang-gelang}
ada saat dalam petaka
jika saja terucap jika
tetapi,
serdadu colamandala masih di laga
menyerbu sriwijaya . . .
expedisi pamalayu . . .
angkara tiba
langsung merasuk
di dada rimbun
langsung membusuk
dalam nafsu . .
membendung haus
menimang tahta . . .
‘Ardharaja Puteraku,
pasukan kota sudah lowong
ada saatnya-
kita datang merebut tahta . .’
‘Ayahanda Jayakatwang,
tik-tak kita harus jitu
Tumapel kini sudah lengang
saat tiba kita ganyang . . . ‘
tragedi pilu di mulut pedu
akankah rengka-
mengerang lagi Singhasari
dalam berontak-
serdadu Gelang-Gelang
X
1290,