Mohon tunggu...
Em Fardhan
Em Fardhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

I'm not a good person, but I'll try.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kereta Senja

16 Desember 2022   06:28 Diperbarui: 16 Desember 2022   06:29 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak. Ia tidak gila. Justru sangat waras Aku rasa. Hanya saja ... entahlah.

Aku sambung ucapannya dengan menghela napas sejenak, "Kalau Bapak pergi. Apakah keluarga Bapak tidak kehilangan?" Aku balas memandangnya lekat.

"Kehilangan itu hanya milik mereka yang merasa memiliki, Anak muda. Sedangkan aku tak ada yang merasa, sebab aku tak punya siapa-siapa," jawabnya sembari menerawang cakrawala.

Kali ini ekspresi bapak itu sedikit berbeda, wajahnya mendadak tenggelam dalam kesedihan.

Aku jadi tak enak hati.

"Jadi, Bapak hanya hidup sendiri?"

Dia mengangguk lemah.

Diam-diam hatiku menjadi trenyuh. Aku tahu betul bagaimana rasanya kesepian. Sangat menyiksa.

Aku menghela napas yang entah sudah beberapa kali. Aku juga teguk botol minuman lagi.

Tiba-tiba pengeras suara stasiun berbunyi kembali. Aku kira keretaku yang akan tiba, tetapi ternyata ....

Aku menelan ludah. Tercekat untuk beberapa saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun