Mohon tunggu...
Ema Riyanawati
Ema Riyanawati Mohon Tunggu... Freelancer - Pecinta Film

Hobi menonton film dan series. Tertarik belajar menulis skenario film. Tepatnya baru belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir Penantian Panjang

18 Agustus 2024   17:20 Diperbarui: 18 Agustus 2024   17:20 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mbak, itu rumah depan," penjual nasi goreng membuka perbincangan sembari mengaduk nasi. "Kasihan, ya. Suaminya belum ditemukan."

"Iya, pak." Jawabku singkat. Aku melihat ke arah rumah Bu Dina. Tidak ada siapa-siapa. Mungkin sudah masuk ke kamar. Ini juga sudah larut malam.

"Padahal sudah dicari kemana-mana. Sampai Bu Dina datang ke rumah sakit. Lihat daftar jenazah siapa tahu, ada suaminya di sana. Tapi tidak ada hasil."

"Sampai sebegitunya, pak?"

"Namanya kehilangan suami, gimana ya mbak. Nanti mbak kalau sudah nikah, deh. Tahu rasa sakitnya gimana. Kalau sudah tahu mati, bisa di kuburkan dengan baik. Lha ini," nasi itu di pindah ke piringku. "Tidak tahu bagaimana nasibnya. Kalau masih hidup ada dimana, kalau sudah mati tubuhnya ada dimana? Berduka setiap hari itu."

"Saya juga nggak mau kalau suami saya hilang pak."

Saat aku membayar, Bu Dina keluar dari rumah membawa piring. Aku dan penjual nasi goreng segera mengakhiri pembicaraan kami.

"Bu Dina, nasi goreng juga bu?" Sapaku basa-basi.

"Iya, Mbak Hazel."

Meski sudah tidak lagi muda. Namun wajahnya tetap terlihat cantik. Mungkin karena pola makan dan perawatan saat masih muda. 

Saat Bu Dina kembali ke rumah, penjual nasi goreng itu mendorong gerobaknya masuk ke halaman rumah. Apa lagi yang akan di bahas? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun