Mohon tunggu...
Elvin Hendratha
Elvin Hendratha Mohon Tunggu... Perbankan -

setia hingga terakhir di dalam keyakinan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Catatan tentang Album Cermin God Bless

8 September 2015   05:13 Diperbarui: 4 April 2017   16:43 2912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagu ini sebenarnya adalah lagu “kemunjilan” album Cermin, diciptakan paling akhir. Pada saat proses rekaman rekaman, masih terdapat space merekam 1 (satu) buah lagu lagi dari total durasi kaset bertype C-60. Donny Fattah dan Teddy Sujaya dengan cepat menciptakannya di Studio untuk menutup kekurangan durasi pita. Walhasil justru menjadi salah satu komposisi bagus, yang sekaligus menjadi judul albumnya.

Kegalauan Donny dalam memilih karir sebagai musisi diekspresikan melalui tehnik thumb fingering pada awal lagu, batinnya bimbang tentang pilihan hidupnya. Tekad terhadap pilihan karirnya tersebut kelak teruji dengan kembalinya sang basis ke Tanah Air dari kepergiannya ke Amerika untuk mencari pilihan karir hidupnya. Komposisi ini sering menjadi lagu wajib buat festival-festival musik rock di era tahun 90-an, karena begitu rumit serta kaya akan syncope progressive  disepanjang lagu. Terdapat kejar-mengejar instrumen yang penuh sincope, menujukkan komposisi harmoni apik yang  saling melengkapi. Lagu Musisi sekaligus memberikan ruang alternatif ekspresi personil, melalui unjuk kebolehan musisi melalui solo–solo instrumen  yang bergantian.

Dengarlah ketuk nada dalam birama, inilah getar jiwa bagi musisi

Balada Sejuta Wajah (3.38)

Dimulai dengan balada akustik gitar Ian Antono, Ahmad Albar menyanyi dengan syahdu. Orkestra Abadi Soesman dan Donny Fatah turut berjalan beriringan mengawal cerita syahdu Theodore KS, tanpa drum Teddy Sujaya. Kesahajaan musik yang indah, menggiring menuju kekuatan indah : suara Albar dan lirik lagu.

Lirik lagu ini sengaja bermain-main diksi dan struktur sederhana yang terangkai indah. Lirik lagunya memiliki kualitas kekentalan kesusastraan. Liriknya mampu mencium keinginan musik Ian, untuk melahirkan lirik yang berkarakter God Bless. Pada lagu ini terselip pesan moral ditengah keindahan kata-kata. Penikmat diajak menuju kehirukpikukan kota, dengan segala persoalannya. Balada Sejuta Wajah, mempertanyakan tanggung-jawab kemakmuran masyarakatnya. Masyarakat kota yang termanjinalkan di tengah-tengah keramaian. Adakah hari esok makmur sentosa, Bagi wajah-wajah yang menghiba ...

Sodom Gomorah (3.56)

Lagu ini berkisah tentang kaum Nabi Luth, yang akhirnya mendapat azab dari Allah karena penyimpangan sexual kolletif yang mereka lakukan. Kisah kehancuran Kota Sodom dan Gomorah yang terkubur didera gempa berkuatan besar itu menjadi insipirasi terciptanya lirik lagu. Teriakan Talk Box Guitar pada interlude Sodom Gomorah menjadi salah satu daya tarik. Tehnik baru pada jamannya. Pada lagu Sodom Gomorah yang berirama unik ini, keyboard Abadi tidak banyak over dub dibandingkan lagu-lagu lainnya di album Cermin. Terdengar eksplorasi scat sing berbalut synthesizer Abadi pada bagian interlude dan coda lagu yang berpadu dengan bass Donny dan Guitar Ian Antono.

Pada lagu ini penikmat diajak Deddy ke wilayah religius bersandar kitab suci dengan tanpa menggurui, God Bless mengajak penikmat terbuai pengkisahan dalam menangkap amanat yang dikemas musik nan indah.

Nafsu membara,

Memuncak hasrat pada sesama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun