Mohon tunggu...
Elvin Hendratha
Elvin Hendratha Mohon Tunggu... Perbankan -

setia hingga terakhir di dalam keyakinan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Catatan tentang Album Cermin God Bless

8 September 2015   05:13 Diperbarui: 4 April 2017   16:43 2912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cermin (6.14)

Musik dibuka dengan permainan lincah Abadi pada tuts keyboard, musiknya sangat rumit semua anggota menunjukkan kemampuannya, bahkan rangkaian drum yang ditabuh Teddy Sujaya sungguh menunjukkan kelasnya, penuh dengan sincope progresif. Lagu Cermin pada akhirnya menjadi lagu legendaris yang sangat komplek partiturnya. Bahkan sejak direkam pada tahun 1979, lagu Cermin tak pernah terdengar pada setiap penampilan konser God Bless. Barulah pada tanggal 23 july 2011 pada Java Rockin’ Land God Bless nekad menyanyikannya. Lagu ini memiliki tingkat kesulitan tinggi, karena dilengkapi dengan koor megah pada parade musiknya.

Lagu dibuka dengan koor megah :

Diriku penuh akan noda nista ......

Inilah sebuah kisah tentang celah kehidupan

(Dengar..dengar..dengarlah kisahnya, hey dengar)

Ah diriku, penuh akan noda nista

Dalam hidup kegelapan, tiada cita-cita

Dan kasih sayang, yang kudambakan

Lagu ini adalah bentuk perlawan Donny terhadap pengkultusan paham dan ego, bahwa kebenaran dimata manusia adalah sangat relatif. Bahwa kita harus selalu intropeksi terhadap kebenaran sepihak yang kita yakini, pengkultusan yang membabi buta adalah salah satu sumbernya. Perbedaan pandangan tidak harus memberhanguskan mahluk lainnya. Donny mendambakan kasih sayang sesama manusia. Dengan senjata ditanganmu, kau hancurkan dunia ? Mitos, ego, lambang Marxis. Membangkitkan jerit tangis…. teriak mereka lantang.

 Musisi (4.26)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun