Mohon tunggu...
Elvin Hendratha
Elvin Hendratha Mohon Tunggu... Perbankan -

setia hingga terakhir di dalam keyakinan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Catatan tentang Album Cermin God Bless

8 September 2015   05:13 Diperbarui: 4 April 2017   16:43 2912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergantian formasi, secara bersamaan dibarengi pergantian cukong God Bless. Akuang Mata Elang yang sedang jatuh bangun, mendadak digantikan Rudy Ram. Bahkan Rudy Ram memberikan fasilitas Gudang Arak sebagai tempat latihan God Bless. Karena merasa geram ditinggalkan God Bless, konon Akuang sempat menodongkan pistol  kepada Teddy Sudjaya. Sumber lain mengatakan bahwa bukan hanya Teddy yang ditodong pistol Akuang. Namun “The Show Must Go On”. Mereka terus betekad merampungkan rekaman bersama Rudy Ram. Konon Rudy Ram sangat memberi kebebasan God Bless mengekspresikan idenya ke bentuk rekaman, kelak menjadi modal utama keberhasilan album Cermin. “Laku gak laku, main saja !!” teriak Rudy Ram pada God Bless saat itu.

Proses Rekaman

Penggarapan Cermin dilakukan selama 3 (tiga) bulan di Studio Gelora Seni disekitar Jalan Hayam Wuruk Jakarta. Cermin direkam dengan menggunakan peralatan analog berukuran kulkas dua pintu bertehnologi tube. Efek suara diciptakan manual, dengan cara: mengandalkan skill personil, alat baru yang trend saat itu seperti Talk Box Guitar ala Peter Frampton pada lagu Sodom Gomorah, bahkan efek suara diciptakan juga dengan cara dramatis, seperti: menggunakan memasang cincin raksasa yang berputar dan dikontrol  dengan footswitch bawaan Ampifier Leslie yang dipasang mengelilingi speaker. Makin berputar kencang cincinnya, maka efek fibrasi yang keluar semakin kencang. Produk efek suara bahkan diciptakan bukan oleh sound keyboard, tapi justru berasal getaran mekanik amplifiernya. Yang paling ekstrem ketika harus mencari ruang untuk mendapatkan nuansa suara yang diinginkan sampai harus merekamnya di Ruang Kamar Mandi.   

Pembuatan Cermin meilibatkan beberapa orang diluar member  God Bless, dengan maksud  memberi kredit poin, diantaranya : Stanley dan Dhanes. Dalam proses pembuatan  master rekaman, God Bless dibantu oleh Stanley selaku ”Chieft Equipment” dan Dhanes selaku ”Sound Enginer”. Mereka berdualah yang membantu proses rekaman menjadi baik dan berkualitas. Dhanes adalah adik kandung dari Yopie Item. Sedangkan Stanley adalah ”Penata Suara” pada album pertama (1976) God Bless. Tetapi sayang pada pembuatan cover kaset, mendiang Stanley rupanya ingin dikenal publik. Stanley memaksa nampang kaku pada sampul kaset keluaran JC Record. Pemasangan paksa foto Stanley dan Dhanes, merusak artistis kaset. Egosentrisnya memancung keindahan cover kaset, menyulap menjadi KTP atau selebaran DPO Polisi.

Pembangunan kontruksi lagu-lagu album Cermin, melibatkan juga : Keluarga Besar Gagola (Rudym Mauly dan Beny), Dedy, dan Theodere KS dengan tujuan agar karya musik God Bless lebih mempunyai kualitas dan lebih syarat akan amanat/pesan tentang kehidupan.

Keluarga Gagola adalah keluarga Kolonel Inf. Edy M Gagola (Kepala Staf Kodam V Jaya TNI AD). Kolonel Inf. Edy M Gagola, memiliki putra antara lain :  Rudy Gagola, Beny L Gagola dan Mauly Gagola, membantu Dony Fattah Gagola menciptakan lagu Cermin dan Anak Adam. Keluarga Gagola dikarunia talenta di bidang musik, beberapa album bertajuk D&R pernah ditelorkan mereka. Rudy Gagola, kakak Donny Fattah adalah musisi yang kelak membantu penyanyi-2 seperti : Iis Sugianto, Vina Pandu Winata, Farid Hardja, Priyo Sigit dll. Bahkan Rudi Gagola pun sempat mengisi posisi bass dalam God Bless menggantikan Donny Fattah Gagola kakak kandungnya yang sempat cuti dari God Bless di era sekitar 1982-1984. Kelak Album ke empat God Bless Rudy Gagola juga berkontribusi pada lagu berjudul Raksasa.

Sedangkan Theodore KS penggemar God Bless yang berprofesi sebagai wartawan, dilibatkan dalam pembuatan lirik. Theo ahli dibidang diksi, utamanya pemilihan kosa kata indah, seperti yang dituangkannya dalam lagu : Selamat Pagi Indonesia dan Balada Sejuta Wajah. Lagu Selamat Pagi Indonesia dan Balada Sejuta Wajah pada album Cermin ini telah didaftarkan oleh Theodore KS sebagai penulis lirik di Yayasan Karya Cita Indonesia (YKCI) tahun 1993, kendati God Bless sendiri belum pernah mendaftarkannya ?

Nama lain adalah Dedy. Dedy pencipta lirik lagu : Tuan Tanah, Sodom  Gomorah dan Insat Sesat (Dosa) ? Liriknya sangat apik, kritis, dan kontemplasi. Dedy lantang mengkritisi kondisi keadaan, dimana kondisi rezim saat itu sangat otoriter, masih relevan. Kaset lama memberikan informasi tim kreatif selalu kurang informatif. Penamaannya singkat, hanya nama pendek seperti  : Dedy, Beny, Rudy, atau Mauly dst. Nama Dedy sempat dipertanyakan, siapakah Dedy ? Muncul berbagai dugaan, mulai dari Dedy Sutanzah sampai Dedy Dores, bahkan diindikasikan nick name Ian Antono. Dedy dimaksud sebenarnya adalah penggemar God Bless yang saat itu sering mangkal di rumah lama Ian Antono di Tebet. Bahkan Dedy sering menginap sampai berhari-hari. Nama lengkapnya adalah Dedy Ismanto, penulis lyric lagu Cinta Tanah Air dari album Byan Assegaf. Saat itu Dedy memiliki materi lagu dan ditawarkan God Bless, kemudian disetujui dengan perubahan2 tehnis dan rimanya oleh Ian Antono. Dedy berkontribusi dalam album Cermin pada lagu-lagu : Tuan Tanah, Sodom Gomorah, dan Insan Sesat.

Album Cermin

Kaset Cermin tercatat beredar di pasaran ada 3 (tiga) varian produk. Versi JC Record,  versi Billboard dan versi Don Record Company. Ada kemungkinan masih terdapat versi-versi lainnya, karena ada juga versi PH yang merupakan edisi promo radio, sebagai sarana promosi. Agak sulit merunut tahun produksinya, tak ada informasi detail pada materinya. Banyak pengamat meyakini, album Cermin direkam pada sekitar tahun 1979-1980 an. Namun demikian bila kita teliti lebih rinci, ada catatan tahun ijin industrinya. JC Record memiliki Ijin perindustrian bernomor : 133/Pend/79 dan 39611/100/24 ber tanggal 30 Maret 1979, Billboard ijin No.0797/PRIND/IK/H/82 tak bertanggal, sedangkan Don Record (yang juga produksi JC Record) justru berijin lebih tua yaitu  208/PEND/77 dan 3961.1/100/56 bertanggal 01 Oktober 1977. Tentu saja tidak sama antara tahun produksi (rekaman) dengan tahun ijin perindustriannya, tetapi setidaknya bisa disimpulkan bahwa proses rekaman Cermin dilakukan pasca 01 Oktober 1977, yaitu rentang waktu sekitar tahun 1978-1980 an.

Gambar sampul semua kaset paling lengkap merujuk pada kaset JC Record. Terdapat perbedaan logo group atau format pemasangan foto pada kaset varian lainnya. Keterangan siapa pencipta lagu kaset JC Record jauh lebih rinci, walaupun masih terdapat inkosistensi informasi. Misalnya perbedaan penyebutan nama lagu dan pencipta lagu, coba perhatikan  lagu “Insan Sesat”, yang juga ditulis inkonsisten dengan judul berbeda “Insat Sesat (Dosa)”. Pada varian kaset Cermin banyak disinformasi nama penulis/pencipta lagu, antara versi JC Record dengan Billboard, bahkan pada kaset Don Record sama sekali tidak mencantumkan nama pencipta/penulis lagu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun