Mohon tunggu...
Ella Elistiani
Ella Elistiani Mohon Tunggu... Seniman - hanya mahasiswa yang sedang belajar :)

Hai :) Selamat membaca, kreasikan pikiranmu dengan seni menulismu, buka wawasanmu dengan membaca setiap waktu. Salam Literasi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The First Day of Boarding | Baca ini, Siapa Tahu Dapet Hidayah

6 November 2020   05:45 Diperbarui: 6 November 2020   05:49 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Namaku sabrina, sekarang aku berumur 20 tahun. dulu aku tinggal dibogor bersama mama papa. tapi sekarang tidak. Aku diasingkan kesalah satu pondok pesantren yang berada dikawasan ciamis. Mulanya enggan karena boleh dibilang aku ini agak manja susah jauh dari orang tua, ya maklumlah dulu waktu pertama kali mondok masih berumur 16 tahun. Tapi karena mama papa pantang mundur untuk membujuk ku berangkat ke pesantren akhirnya aku pun menerima bujukanya.

Mamah " naa kalo kamu mondok nanti kamu jadi orang hebat "

Papah " Iyah naa, Kamu akan menjadi seorang wanita yang tangguh, wanita yang mandiri yang bisa mengharumkan negeri dan agamamu.

aku" tapi sabrina gak mau jauh dari mamah papah, sabrina takut,nanti disana Sabrina sama siapa, "

Mamah " sabrina sayang, disana banyak anak anak sebayamu, Nanti kamu berteman dengan mereka naa, makan bareng, curhat bareng, jajan bareng, berjamaah bareng, ngaji bareng jadi jangan khawatir"

Ekspresiku ketus

Papah " yaudah papa kasih tawaran buat Sabrina kalo sabrina mau berangkat ke pesantren papah beliin apa yang sabrina mau deh "

aku langsung terkejut sambil berkata" beneran pah? " dengan riangnya.

Papah " Iyah bener (seolah meyakinkan) emang sabrina pengen apa? (Papa senyum) "

aku " Sabrina pengen handphone pah. Hehehe " (aku tersipu malu)

Papah " yaudah nanti kalo kamu pulang dari pesantren, papah beliin yah ( sambil mengedipkan sebelah matanya) "

aku "beneran ini pah?"

( Aku seolah tak percaya saat papah mengiyakan permintaan ku untuk dibelikan handphone, karena papah selalu menolak permintaanku itu . Alasannya aku masih kecil, belum saatnya memegang handphone, papah takut aku seperti anak anak lainya yang membuang buang waktu. )

Papah " Iyah bener "

" Akhirnya aku punya handphone juga " ucap ku sambil tersenyum bahagia". Tapi papah benerkan mau beliin Sabrina handphone? Papahkan paling anti beliin Sabrina handphone. Ucapku sambil memalingkan muka "

Papah " Iyah bener na, asalkan main handphone nya dirumah aja yah, jangan dibawa kepondok"

aku " siap laksanakan pah "

Singkat cerita, dua hari setelah masa pembujukan itu aku bersiap siap untuk berangkat ke pondok pesantren, tepat pada hari Minggu tanggal 19 agustus 2016 pukul 20.00 WIB aku mama papa juga pak supir mulai memasuki mobil untuk melakukan perjalanan, ya memang kita sengaja melakukan perjalanan malam, karena mama dan papa ingin melihat suasana siang hari di pondokku nanti. Papa dan pak supir duduk di bangku depan, sedangkan aku dan mama duduk dibelakang.

Dan dalam perjalanan yang memakan waktu 11 jam itu, aku hanya bisa termenung diam dipangkuan mama, menikmati detik demi detik terakhirku bersama mama. Hatiku menjerit, rasanya aku ingin mengambil kembali keputusanku. Tapi semua sudah terlanjur, kita sudah ditengah perjalanan dan aku tak mau mama dan papa kecewa, kupeluk erat tubuh mama, mamapun membalas pelukan ku dengan erat, hatiku semakin meronta-ronta kesakitan, jerit hatiku " maaa Sabrina tak mau pergi, Sabrina ingin terus bersama mama" tanpa terasa air mata pun menetes dan jatuh persis di atas telapak tangan mama, serentak mama terkejut dan langsung memandangi ku sambil berkata " naa,air matamu jatuh " Aku hanya bisa diam dan menundukkan kepalaku, lalu mamapun kembali memelukku dengan erat, sungguh malam itu adalah perjalanan panjang yang membuatku tak ingin bangun dari pangkuan mama.

  akhirnya setelah melewati perjalanan yang amat sangat begitu dramatis kita pun sampai pada jam 07.00 pagi, mama papa dan aku langsung datang ke kantor kesekretariatan untuk daftar menjadi santriwati dipondok sana.

Papa " Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam" ucap seseorang dibalik pintu jati sambil membukanya.

Papa : sehat mba?

Mba " alhamdulillah, mari masuk pak. "

Kita pun masuk menuruti apa yang mba itu perintahkan.

Mba " ada apa pak? "

Papa " ini anak saya mau mondok disini "

Mba " oh Iyah pa, ( mata Si mba melirikku, dan menanyakan namaku ) Ade siapa namanya ? "

Aku " Sabrina, kalo mba siapa? ( balasku )"

Mba " nama mba Ani de. oh Iyah, bentar ya pak, de, bu saya ambilkan dulu formulirnya "

Papa " Monggo mba "

Aku memanggil papah dengan suara rendah " Pah "

Papah langsung melirikku dan berkata " iya naa "

Aku " Ini bener pah "

Papah " papah hanya tersenyum kecil "

"Hmmmmm" gumamku

Aku menyandarkan kepalaku pada pundak mama sembari merengek " maaaa "

Mama memegang pipiku " Sabar naa, semua akan indah pada waktunya "

Selang beberapa menit, mba ani itu pun datang membawa formulirnya.

Mba ani " maaf Bu pak de sudah menunggu lama "

Papah " ya gak apa apa mba. (Sambil tersenyum )

mba ani menyodorkan kertas formulir nya padaku sambil berkata " ini semuanya isi ya de "

Aku " siap mba "

Pertanyaan demi pertanyaan aku jawab, mamah dan papah tersenyum bangga melihatku.

Akhirnya Pendaftaran telah selesai, aku telah resmi menjadi bagian santri dari pondok sana"

Papa " akhirnya naa, semoga kamu betah ya, jangan sia siakan kesempatan, do'akan papa semoga rezeki nya dipermudah sama alloh, ( ucap papah sambil memegang kepala ku )

Aku " iya pah "

Penglihatan papa berbelok menuju mba ani, dan papah pun meminta mba Ani untuk bisa mengantar kami kerumahnya ustadz.

Papa " mba ani, bisa antar kami ke rumah ustadz nya? "

Mba Ani " boleh pak, mari saya antar "

Papa " Mari "

Aku pun mengikuti papa untuk bersilaturahmi sekaligus menitipkan aku disana.

Menit demi menit berlalu, papah dan ustadz berbincang bincang, entah itu tentangku atau bukan, yang pasti saat itu hatiku merasa sakit. Dadaku sesak tak ingin ditinggal pergi. Aku hanya bisa melamun menundukkan kepalaku. Saat aku terdiam dalam lamunanku. Tiba tiba papah memanggilku,

Papah "naa naa "

Aku " Iyah pah "

Papah dan mama pulang yaa kamu baik baik disini, udah dititipin juga sama ustadz, yang nurut yah sama yang lebih dewasa sama kamu, sama ustadz juga. Saat itu ustadz tersenyum lebar kepadaku dan berkata " iyaa naa, yang betah ya disini nya "

Aku " iya ustadz "

Papah " ya udah ustadz saya dan istri harus cepat kembali lagi kebogor, do'anya semoga lancar dijalanya , ( papah tersenyum )

Ustadz " ya silahkan pak, hati hati dijalanya, jangan khawatir insya Alloh anak yang kau titipkan padaku akan menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama "

Papah " aamin "

Papah pun mencium tangan ustadz dan ustadz pun menepuk nepuk punggung papah.

papah " mari ustadz semoga kapan kapan ustadz bisa main kerumah saya "

ustadz " iya insya Alloh "

mamah pun berkata " Mari ustadz "

ustadz " mari mari Bu "

pintu pun dibuka oleh mba ani, akhirnya papah mama dan aku telah selesai bersilaturahmi ke rumah ustadz.  sambil memakai sandal dan jalan menuju mobil aku diingatkan terus oleh papah dan mamah untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan.

papah " naa, kamu yang betah disini yah "

aku " Iyah pah "

mamah " Iyah na, sekali lagi jangan sia sia kan waktu, ingat papah dirumah kerja banting tulang buat biayai mondok kamu, supaya kamu jadi anak yang berguna "

aku " iya ma, hem "

seketika kemanjaan ku hilang dikala mama menceritakan papah banting tulang untuk menghidupiku dipesantren.

papah dan mama berhenti tepat didepan mobil, mereka menolehku dan memanggilku, " sini naa "

aku pun menghampiri mama dan papah. aku dipeluk erat oleh mereka berdua, dadaku semakin sesak, Aku menatap mata mereka " maa Sabrina ikut "

mama " jangan naa, nanti aja kalo hari libur papah sama mama jemput Sabrina ya "  ( aku pun mengangguk )

papah " kamu jaga diri disini ya naa "

aku " Iyah pah "

papah sama mama pulang dulu, tapi sebelum masuk ke mobil papa memanggil mba Ani .

papah " Mba Ani "

mba " iya pak "

papah " titip anak saya ya, jagain dia baik baik "

mba Ani  " sudah menjadi kewajiban kita pak, insya Alloh Sabrina kami jaga semampu kita "

papah " sip "

papah dan mama pamit sebelum mereka pergi aku cium tangan mama, dan tak kuduga mama pun mengangkat kepalaku dan mencium keningku. kemudian aku mencium tangan papah, papah langsung memeluk ku dengan erat nya sambil berkata,

papah " Handphone mu bisa kau mainkan kalau libur semester an aja yah"

aku "aaah papah belinya juga belum ucap ku "

papah " Iyah nanti kalau kamu pulang yah naa "

aku " siap pah "

papah pun melepaskan pelukannya, dan berkata lagi

papah " ngaji yang bener, sekolah yang bener "

aku " Iyah pah "

papah " yu ah mah udah siang "

mama " ayo pah "

akhirnya mama dan papah masuk kedalam mobil, aku menjauh dari mobil mereka, hatiku menjerit jerit kesakitan, dadaku sesak. papah membuka jendela mobil dan berkata.

papah " dadah sabrina, papah pulang ya. Wllee ( sambil menjulurkan lidah, seolah dia mengejekku. )

aku " Iyah pah"

Mobil pun melaju pergi, aku masih menatapnya, semakin jauh dimata, semakin terlihat kecil, semakin sakit pula hatiku "

mba Ani menepuk pundak ku dan berkata

mba Ani " de yuk mari kita Kekobong , kita rapihkan barang barang Ade, do'akan saja mama dan papahnya panjang umur, sehat, lancar rezeki nya biar bisa nengok kamu lagi "

aku " Iyah mba, sambil merengek nangis"

aku pun berjalan menuju Kobong, dan setelah sampai aku langsung menuju barang barangku untuk merapihkannya. saat itu personil Kobong berjumlah lima orang, dan mereka semua ada disini sedang berkumpul, bercerita, sambil menikmati makanan ringan. namun aku tak memperdulikan mereka, aku acuh  saja membereskan barang barangku. tapi perlakuan mereka benar benar diluar nalarku meskipun aku tak baik tapi mereka menyapaku " hey kamu anak baru yah? " ucap mereka kompak sambil tersenyum.

aku " Iyah mba "

"okeh mba ditunggu oleh oleh nya" ucap salah seorang dari mereka yang berbadan besar. hehe ya panggil saja dia siti, dia adalah anak seumuranku dan dia telah terlebih dulu datang kepondok ini. aku hanya tersenyum sambil mengambil makanan yang telah dipersiapkan mama, aku " monggo mba di coba makanannya " eeeh kamu yah bikin malu kita aja, maafin Siti ya de, dia emang gitu orangnya" ucap salah seorang yang berparas cantik, yaa panggil saja mba dian.

Waktu menunjukan pukul setengah 12, menandakan sebentar lagi adzan Dzuhur berkumandang.

 beres beres telah usai, aku merebahkan tubuhku di kasur yang ku bawa, bayangkan saja semalaman tidur dimobil, uh tulang tulangku seakan patah semua. namun peristirahatan ku hanya sebentar, kala itu mba Ani menyuruhku untuk segera mengambil air wudhu dan sholat berjama'ah.

Mba Ani " De Sabrina, cepet ambil air wudhu kita sholat berjamaah ya "

Aku yang masih larut dalam kesedihan juga kecapean, langsung terkejut bangun dan segera menjawab mba Ani .

Aku "Iya mba" dalam hati aku bergumam kesal "aku kan masih capek gak ngerti apa si mba ini. Sebelum pergi ke air aku merapikan dulu pakaian yang sedang dikenakan ku dan mengeluarkan mukenaku dari dalam tas, aku mengambil nya dan melanjutkan perjalananku menuju zamban untuk mengambil air wudhu, setelah selesai aku pun melangkahkan kakiku menuju mushola untuk melaksanakan sholat Dzuhur berjama'ah, wih banyak juga santrinya yah pikirku saat itu" memang dalam beberapa detik sesudah adzan pun mushola telah ramai, berbeda dengan masjid dirumahku, selalu sepi.

saat itu banyak sekali mata yang memandangiku, aku dirangkul oleh seseorang yang sama sekali aku tak mengenalnya " hey Siapa namamu? " ucapnya

ucapku " Sabrina "

ooh perkenalkan namaku bila, sambil menjulurkan tangan, aku pun membalas tanganya.'' Sabrina ''

bila " kamu kelas berapa? "

aku " baru mau masuk kelas 10 mba, kalo mba bila kelas berapa ? ''

bila '' oh berarti kamu ade kelas ku de, aku kelas 12 ''

aku '' oh iyah ka ''

aku pun diajak kak bila untuk mengambil barisan pertama saat berjamaah sholat dzuhur itu.

Bila '' de kita dibarisan pertama yuk, mempeng masih pada sholat sunat, nanti mah susah''

Aku '' oh iyah ka siap ''

Aku pun menuruti ka bila.

Berjama'ah telah selesai, waktunya kembali kekobong, selepas dikobong aku pun langsung merebahkan tubuhku untuk melanjutkan kembali istirahatku. Akhirnya aku bisa tiduran lagi gumamku. Saat aku menikmati tidurku bel berbunyi, neeeeeet neeeeeet neeeeeet, bel apa itu mba ucapku pada mba dian yang sedang bersiap siap, mba dian " itu bel ngaji de, kamu mau ikut ngaji? Atau mau istirhat dulu? " istirahat dulu lah mba nanti aja sorean ikut ngajinya.

Oke de. Pungkas mba dian, akupun tertidur pulas selama  3 jam. Saat tidur waktu menunjukan pukul 13.00 dan bangun bangun pukul 16.00 tak ada yang berani membangunkanku mungkin karena mereka masih menaruh iba atas kecapeanku. Hehehe sesudah bangun aku bergegas menuju jamban dan langsung mengguyur seluruh badanku dengan air kemudian aku mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat asar.  Seusai sholat asar aku tak langsung berdiam dan teringat akan mama dan papa aku merintih ingin pulang. Tiba tiba siti masuk tanpa mengetuk pintu dan menjumpaiku saat sedang menangis, kenapa kamu na? ucap siti prihatin. Enggak mba, aku hanya ingin pulang. Ujarku. Itu hal biasa na. aku juga dulu ingin pulang, bahkan pernah melakukan aksi percobaan kabur tanyakan saja pada mba dia, kemudian datanglah mba dian dan langsung mengiyakan apa yang siti katakan. Iyah tuh de,  siti itu orang nekad, tapi lama kelamaan dia betah disini, bahkan saking betahnya kalau libur semesterpun dia gak mau pulang, ucap mba dian. Hooh naaa hehehe, kata iti nikmati prosesnya hingga kau pun akan terbiasa dan benar benar menjadi penikmat sejati.

Mba imas datang "kalian mojok mulu, yu makan yuk"

Siti "ayo"

Dasar tukang makan ujar mba dian, yu makan de kata mba dian kepadaku, ayo mba pungkasku.

Akupun merapihkan tempat sholatku dan mengikuti mereka kekantin untuk mengambil nasi dan lauknya.

Mba imas " makan disini gini de, bukan dipiring tapi diebleg, bebarengan tapi nikmatmya luar biasa "

Itulah yang dinamakan nikmatnya berjama'ah kata mba dian.

Udah ayo makan ucap siti

Aku pun mengikiti mereka ternyata benar nikmatnya tiada dua, meskipun lauknya sederhana.

Waktu menujukan pukul 18.00 adzan magribpun berkumandang.

Saatnya berjamaah magrib, orang orang yang lain sudah memasuki mushola, sebelum berjama'ah dimulai mereka biasanya sholat sunat terlebih dahulu dan melafalkan asmaul husna. Ternyata benar ujar mama, mondok itu menyenangkan banyak orang, banyak teman, sesudah sholat magrib aku pun mengikuti siti untuk ikut mengaji tasrifan bersamanya, ternyata kelas tasrifan banyak jamaahnya, mungkin ada sekita 25-30 orang, sebelum ada guru merekapun terbiasa mengulang pelajaran yang kemarin, nasoropi'il madhi yanshuru pi'il mudhore nasron mashdar. Ustadz pun datang ia memberikan pelajaran tentang tsulatsi majid warna awal yang memiliki tiga bab dan kami pun menhapalnya. Sungguh aku tak pernah menemukan suasana seasik ini. Pengajianpun selesai aku kemushola untuk menunaikan sholat isya berjamaah. Sholat isya pun telah usai kini kita berangkat lagi ke madrasah untuk mengaji sampe pukul 10.00 malam, dan ketika pengajian telah selesai aku merebahkan tubuhku dikasur dan berpikir aku sangat berterima kasih pada mama dan papa karena mereka telah membujukku untuk pergi kepesantren. Nyantri itu keren.

Sekian dan terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun