Mohon tunggu...
Ella Elistiani
Ella Elistiani Mohon Tunggu... Seniman - hanya mahasiswa yang sedang belajar :)

Hai :) Selamat membaca, kreasikan pikiranmu dengan seni menulismu, buka wawasanmu dengan membaca setiap waktu. Salam Literasi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Juara 1 Cerpen Perkemahan PTA FIP UNNES 2020

4 November 2020   16:47 Diperbarui: 4 November 2020   16:52 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang aula depan terbuka, tempat segerombolan praja muda karana sibuk membicarakan sesuatu.

"Berarti besok kita akan mengumumkan pembagian sangga berdasarkan apa yang telah aku tulis ini. Oke nanti aku tempelkan di papan pengumuman setiap sudut kelas." Terangku singkat.

"Tulisanmu? itu aku yang buat bro...." protes Yuda karena tidak terima dengan peneranganku.

"Eh, enak saja, kapan kamu buat, Cuma ngetik-ngetik nggak jadi aja bangga !" sahutku sewot tidak terima.

"Sudah-sudah kalian itu sudah besar, malu dong kalau kaya gitu terus." Terang kak Fahmi mengendalikan suasana tegang.

"Udah sekarang terserah kalian, terserah kakak-kakak semua, kalau emang aku udah nggak dipercaya untuk ini, kerjaku tak di hargai, sia-sia aku memikirkannya." Aku lari menjauh dari forum itu karena tak sanggup menahan air mata ini. Yuda begitu keterlaluan, dia membuatku malu di mata kakak-kakak semua termasuk kak Fahmi sebagai pembimbing Dewan Ambalan ini. Aku menangis tersedu dibalik pintu kamar mandi, tak ada yang menenangkanku sampai akhir forum itu, saat itu aku mulai membenci Yuda.

...

Jam dinding berputar tanpa henti, tak memperdulikan insan bergerak atau diam membisu. Hari-hari telah berlalu dengan cepat. Kami biasa berlatih setiap hari jum'at sore. Kami jalani kerja sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan baik, hanya sedikit konflik ringan penguji kesabaran kami dan meningkatkan solidaritas kami. Tapi aku masih merasakan kebencian ini, aku belum bisa memaafkan perlakukan Yuda beberapa minggu yang lalu.

Kami memiliki program kerja mengadakan kemah Penerimaan Tamu Penegak. Butuh persiapan banyak untuk menyukseskan kegiatan ini. Kamipun mulai membentuk kepanitiaan dari sekarang. Terpilihlah kak Yuda sebagai ketua panitia dan kak Risky sebagai wakilnya, dan aku menjadi sekretaris bersama dengan kak Desi, serta dibentuk seksi-seksi lainnya. Perasaanku tak enak, kenapa harus kak Yuda yang menjadi ketua dan aku menjadi sekretaris.

"Apakah mungkin ini akan berjalan?" batinku dengan rasa kesal, aku mengutuki diriku sendiri.

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun