"...oh..pantas saja wajah manies yang keluar dari dalam bajaj seperti dikenalnya...."
Rudy menggelengkan kepalanya. Ada rasa penyesalan, mengapa dia tidak menggunakan sepeda motornya untuk menemui Ningsih. Mengapa justru ber-angkot ria, di tengah hutan beton belantara kota Jakarta yang angkuh dengan kemacetannya...dengan merdeka sang sopir angkot yang rajin ‘ngetem' dihampir setiap perempatan....
"Mas Rudy khan masih punya saya....." seru Winda, gadis ayu asal Jawa Timur, yang bernama asli Runati
Rudy tidak menanggapi. Namun suara hatinya berubah. Dia tersenyum. Dia menatap erat kedua wajah yang ada di hadapannya...wajah manies dan ayu. Mengapa tidak dimanfaatkan, Demikian pikir Rudy...
Dari seberang jalan terdengar lagu Iwan Fals.
"Habis berbatang batang tuan belum datang..dalam hati reasah menjerit bimbang...apakah esok hari anak-anakku dapat makan...."
"....Ya Ningsih sudah kembali. Dia mungkin pelacur yang sudah siap bertaubat...." bathin Rudy
"...Dia tidak perlu lagi menunggu tuan-tuan yang akan memberikannya tips atau bayaran atas ‘tubunya' dengan menghabiskan beberapa batang rokok...."
"....Klo Winda kerja dimana....?" tanya Rudy
"....hik.hik..hik..aku sama dengan Ningsih......kalau Tina dia biasa nunggu panggilan lewat HP...." jawab Winda diiringi tawa renyah tanpa beban
Rudy kembali terdiam. Tak percaya dirinya berada dalam komunitas ‘ekstra'.