Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Seberapa Penting Pengaruh Vitamin D3 terhadap Pasien Terpapar Covid-19?

11 Juli 2021   19:15 Diperbarui: 13 Juli 2021   17:21 2464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vitamin D disebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19. Sumber: SHUTTERSTOCK/Alrandir via Kompas.com

"Ma, pinjam pulse oximeternya, ya."

Begitu WA dari anak lanang, 3 hari lalu disertai hasil swab yang menyatakan dirinya positif terpapar Covid-19.

Sebagai ibu tentu saja saya sempat panik. Tapi kemudian saya sadar, menghadapi pasien, keluarga, atau teman yang terpapar Covid kita harus tetap tenang. Sebab jika ikut-ikutan panik, maka akan berpengaruh terhadap psikologis si pasien. Bisa-bisa si pasien bertambah down.

"Ma, aku ingin berobat." Ia mengirim pesan lagi. Saya bisa membayangkan bagaimana perasaan anak lanang saat itu. Maka saya segera menelpon dan menanyakan kondisinya. Apakah ia mengalami demam, sesak napas, diare, atau gangguan penyerta Covid lainnya. 

Alhamdulillah, anak lanang menjawab,"Aku nggak ngerasa demam, nggak sesak, Ma."

"Ok. Sampean hanya mengalami gejala ringan. Gak papa. Pasti segera sembuh."

"Tapi aku nggak bisa mencium bau apa-apa, Ma."

"Anosmia bisa dipulihkan. Tetap semangat, yaa."

Saya lantas mengirim pulse oximeter via gosend dan meminta ia segera mengecek saturasi oksigennya. Alhamdulillah lagi, hasil saturasi oksigennya bagus. Masih 98 persen.

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi
"Gimana, Ma. Aku perlu ke Rumah Sakit apa tidak?"

"Sementara ini tidak perlu. Lakukan isolasi mandiri di rumah sambil terus dipantau perkembangannya, ya. Sebentar lagi Mama akan berkonsultasi dengan dokter."

Saya pun menutup pembicaraan, beralih menelpon dokter yang hari itu kebetulan sedang libur praktik.

Kepada dokter saya sampaikan perihal kondisi anak lanang. Sesuai perkiraan, dokter juga menyarankan agar ia melakukan isolasi mandiri dulu.

"Suruh anakmu istirahat total di rumah. Makan makanan yang bergizi, banyak minum air putih, minum multi vitamin, hindari stres, dan berjemur!"

"Baik Dokter. Terima kasih. Vitaminnya D3 5000 IU, bukan?" Saya memastikan.

"Ya, benar! Suruh dia minum dua kali sehari. Pagi dan malam sesudah makan."

Tanpa membuang waktu saya gegas meluncur ke apotek untuk membeli Vitamin D3 5000 IU. Saya ingin anak lanang segera meminumnya.

Mengapa Harus Vitamin D3 5000 IU?

Yup. Saya hafal betul. Sepanjang menemani dokter dalam menangani pasien --- baik yang OTG maupun yang sudah jelas-jelas terinfeksi Covid, Vitamin D3 5000 IU selalu menjadi rujukan resep beliau kepada pasien.

"Mengapa bukan Vitamin C dosis tinggi, Dokter?"

Pernah di awal-awal merebaknya Covid-19 saya bertanya demikian. Dan, dokter memberi jawaban panjang lebar seperti ini.

Vitamin C memang dibutuhkan oleh tubuh. Tapi hanya seperlunya saja yakni sekitar 120-200 mg perhari. Tidak ada manfaat lebih yang akan didapatkan dengan mengonsumsi Vitamin C dosis tinggi. Malah pemberian dosis tinggi bisa menimbulkan berbagai efek samping seperti; gangguan pencernaan, asam lambung, batu ginjal, sakit kepala, insomnia, dan lain-lain.

Sedangkan mengenai Vitamin D3 5000 IU dokter menjelaskan begini.

Sumber: cnnIndonesia com
Sumber: cnnIndonesia com
Selain diperlukan untuk kesehatan tulang dan gigi, Vitamin D menjaga kestabilan kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Vitamin D, khususnya D3 juga bisa meredakan infeksi yang terjadi pada pernapasan akut (ISPA), termasuk influenza, pneumonia, dan infeksi coronavirus.

Seberapa Penting Pengaruh Vitamin D3 pada Penderita Covid-19?

Demi menambah wawasan tentang seberapa penting pengaruh Vitamin D3 terhadap pasien terpapar Covid, selain bertanya kepada dokter, saya juga berselancar di internet. Dan, alhasil menemukan cuplikan artikel menarik sebagai berikut.

Dalam suatu studi Kohort Retrospectif ditemukan adanya korelasi antara Vitamin D3 dan Covid-19. Studi ini dilakukan secara ekstensif terhadap 178 orang Indonesia (Raharusun et al, 2020).  

Setelah mengesampingkan faktor seperti usia, jenis kelamin, dan komorbiditas, hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa status Vitamin D3 punya kaitan erat dengan mortalitas pasien Covid-19. Risiko kematian meningkat sebanyak 10,12 kali pada pasien Covid-19 yang mengalami kondisi defisiensi Vitamin D3.

Oh, ya. Kadar normal Vitamin D3 dalam tubuh berkisar antara 40-60 nanogram per mililiter. Defisiensi Vitamin D3 penderita Covid kategori berat berada di bawah rentang 15 nanogram per mililiter.

Berapa Asupan Vitamin D3 yang Kita Butuhkan per Hari?

Jumlah Vitamin D3 yang kita butuhkan tergantung dari usia dan faktor risiko. Sesuai asupan gizi normal yang dianjurkan adalah; untuk dewasa 600-700 IU per hari; untuk usia lanjut (71 tahun ke atas) 800-1000 IU per hari.

Sebagai catatan, dosis bisa dinaikkan hingga 4.000 IU per hari jika dimaksudkan sebagai pencegahan dan terapi terhadap pasien dengan berbagai gangguan penyakit infeksi.

Berapa Dosis yang Bisa Diberikan kepada Pasien Terpapar Covid?

Untuk meningkatkan konsentrasi hingga mencapai efek protektif optimal, Vitamin D3 yang bisa diberikan kepada penderita Covid sekitar 10.000 IU per hari. Dikonsumsi selama satu bulan penuh. Sesudahnya bisa dikurangi menjadi 5.000 IU per hari.

Dari Mana Kita Bisa Memperoleh Asupan Vitamin D3?

Secara kimiawi, bentuk aktif dari Vitamin D terbagi menjadi 2, yaitu:

-Vitamin D2 (ergocalciferol) dan Vitamin D3 (cholecalciferol).

Vitamin D2 hanya ditemukan pada makanan dari jenis tumbuh-tumbuhan tertentu, seperti jamur.

Sedangkan Vitamin D3 terbentuk secara alami ketika kulit terpapar sinar matahari secara langsung. Itulah mengapa di musim pandemi seperti ini kita dianjurkan untuk rajin-rajin berjemur di kisaran pukul 10-12. Hal itu dimaksudkan agar Vitamin D yang berada di bawah kulit kita --- yang belum aktif, diproses dan diubah menjadi Vitamin D3 aktif dengan bantuan sinar matahari.

Oh, iya. Asal tahu saja, tubuh kita mampu memproduksi Vitamin D aktif sebanyak 250-625 mcg atau sekitar 10.000-25.000 IU dalam waktu sebentar. Amazing, bukan?

Sumber: tirto.id
Sumber: tirto.id
Namun, proses pembentukan Vitamin D tergantung dari seberapa banyak paparan sinar matahari yang mengenai kulit kita.

Selain dari matahari, Vitamin D3 dapat dijumpai pada makanan yang berasal dari hewan, seperti: ikan laut, salmon, susu dan olahannya, telur, minyak ikan, hati sapi, mentega, juga sereal.

Sumber: m.medcom.id
Sumber: m.medcom.id
Suplemen Vitamin D3

Nah, berjemur sudah. Mengonsumsi makanan seperti tersebut di atas juga sudah. Tapi setelah dicek, asupan Vitamin D3 kok belum tercukupi?

Jangan khawatir. Kita masih bisa memenuhinya dengan mengonsumsi Suplemen Vitamin D3 sesuai dengan anjuran dokter. Telah tersedia Vitamin D3 dalam berbagai kadar di apotek dan toko obat baik offline maupun online.

Ngomong-ngomong, bagaimana kelanjutan anak lanang yang sedang menjalani isolasi mandiri?

Ini memasuki hari ke-4. Tentu. Saya masih terus memantau perkembangan kesehatannya. Meski pantauan terpaksa saya lakukan secara virtual. 

Duh, Nak, semoga lekas sembuh dan dipulihkan, ya.

Semoga pula Allah segera memberi pertolongan dengan mengenyahkan sesegera mungkin pandemi Covid mendunia yang berkepanjangan ini. Amiin ya Rabbal alamin....

***
Malang, 11 Juli 2021
Lilik Fatimah Azzahra

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun