"Sementara ini tidak perlu. Lakukan isolasi mandiri di rumah sambil terus dipantau perkembangannya, ya. Sebentar lagi Mama akan berkonsultasi dengan dokter."
Saya pun menutup pembicaraan, beralih menelpon dokter yang hari itu kebetulan sedang libur praktik.
Kepada dokter saya sampaikan perihal kondisi anak lanang. Sesuai perkiraan, dokter juga menyarankan agar ia melakukan isolasi mandiri dulu.
"Suruh anakmu istirahat total di rumah. Makan makanan yang bergizi, banyak minum air putih, minum multi vitamin, hindari stres, dan berjemur!"
"Baik Dokter. Terima kasih. Vitaminnya D3 5000 IU, bukan?" Saya memastikan.
"Ya, benar! Suruh dia minum dua kali sehari. Pagi dan malam sesudah makan."
Tanpa membuang waktu saya gegas meluncur ke apotek untuk membeli Vitamin D3 5000 IU. Saya ingin anak lanang segera meminumnya.
Mengapa Harus Vitamin D3 5000 IU?
Yup. Saya hafal betul. Sepanjang menemani dokter dalam menangani pasien --- baik yang OTG maupun yang sudah jelas-jelas terinfeksi Covid, Vitamin D3 5000 IU selalu menjadi rujukan resep beliau kepada pasien.
"Mengapa bukan Vitamin C dosis tinggi, Dokter?"
Pernah di awal-awal merebaknya Covid-19 saya bertanya demikian. Dan, dokter memberi jawaban panjang lebar seperti ini.