"Sudah. Tidak usah bilang begitu. Istirahat saja dulu."
Entah mengapa kali ini Nilam memilih tidak ingin menyanggah apa-apa.
***
Senja hampir bersembunyi di kaki langit ketika perjalanan menuju lembah mencapai titik akhir. Rasa penat seketika hilang terbayarkan oleh keindahan alam semesta yang menghampar luas di depan mata.
Sebelum mendirikan tenda, Diar merogoh ponsel yang terselip di saku ransel paling bawah. Ia bersyukur sinyal internet masih bisa terjangkau. Dengan begitu tak ada kendala jika ingin bertukar kabar dengan Bayu, Pimred yang telah menugaskannya ke lembah ini.
Usai membaca sederet panggilan tidak terjawab dari Bayu, ia gegas menelpon balik.
"Hallo, Sorry, Mas Bayu. Baru bisa kasih kabar. Kami sudah sampai di lereng lembah dengan selamat."
"Ya, hallo Bro! Syukurlah. Aku tadi berkali menelponmu tapi tidak kauangkat. Cuma ingin memberitahu, sopir Jeep yang bertugas menjemput kalian:di Pos satu mengaku kebingungan. Katanya ia tidak berhasil menemukan keberadaan kalian."
"What?! Dia sudah mengantar kami sampai separuh perjalanan, Mas."
"Oh, ya? Masa si Fred berbohong padaku?"
"Fred? Sopir Jeep itu namanya Jack, Mas."
"Kau serius Bro? Kau tidak salah orang?"