***
Setelah menuruni belasan anak tangga yang tertutup kain beludru bewarna gelap, mereka sampai di sebuah ruangan semirip bangsal. Dinding ruangan didominasi oleh warna putih. Tampak sederetan ranjang berjejer rapi. Ada sekitar sepuluh ranjang yang di atasnya terlentang tubuh-tubuh kurus tak berdaya ditutupi selimut.
Laquita melirik ke arah tubuh-tubuh berselimut itu. Ia terkesiap.
Wajah-wajah mereka bertopeng!
Laquita menghidu napas berkali-kali. Dadanya terasa sesak. Ia terlalu banyak melihat hal-hal mengagetkan malam ini.
Lalu ia memutuskan untuk bertanya kembali kepada Jeremy.
Tapi belum sempat ia menoleh, sebuah tangan---bukan tangan Jeremy, mendorong tubuhnya dan mendudukkannya tepat di atas sebuah kursi roda dengan cara teramat kasar.
***
"Hei, apa yang kau lakukan padaku?!" Laquita berusaha berdiri dari kursi roda yang entah bagaimana caranya, tahu-tahu sudah mengunci kedua pergelangan tangannya.
"Tenanglah, Nona. Kami akan berusaha menyembuhkanmu," suara serak seseorang membuat Laquita menengadahkan kepala. Dan ia menjerit histeris saat mengetahui wajah orang asing yang bicara dengannya.
Wajah itu rusak parah.