Neswari tinggal di Dukuh Tumapel. Sebuah dukuh yang terletak di perbatasan antara Kota Malang dan Kota Lawang, Jawa Timur. Dukuh yang dalam catatan sejarah dipercaya sebagai cikal bakal berdirinya Kerajaan Singasari.
"Sampai detik ini aku masih gagal paham. Mengapa harus Ken Dedes yang menjadi pusat perhatian? Mengapa bukan Ken Umang?" Neswari bergumam seraya memiringkan tubuhnya sedikit.
"Itu karena perjalanan kisah asmaranya bersama Ken Arok yang melegenda," kembali suara berat itu menimpali.Â
Neswari tersenyum tipis. Matanya yang semula terpejam terbuka sedikit. "Bukankah bisa saja sejarah keliru menerjemahkan kisah?"
"Kau seperti tidak puas dengan perjalanan takdir Ken Dedes, Nes? Ada apa?" suara berat itu menegurnya.
"Bukan tidak puas. Aku hanya ingin meluruskan sejarah yang terlanjur melenceng,"
"Terlanjur melenceng? Bagian mana yang kau maksudkan?"
"Bagian yang menyatakan bahwa...Ken Arok-lah pembunuh Tunggul Ametung. Dan Tohjoyo pembunuh Ken Arok."
"Jadi menurutmu sebenarnya tidak begitu?"
Neswari tertawa.
"Ya. Yang benar terjadi adalah, pembunuh berdarah dingin itu tak lain Ken Dedes sendiri!"