Tangan-tangan setan itu semakin liar menggerayangiku. Dan aku, hanya bisa meratap.Â
Ya, Allah...mengapa Engkau ciptakan mahluk lemah sepertiku?
Langitku tak lagi merona jingga
Langitku perlahan berubah menjadi abu-abu
Tidak! Bukan abu-abu
Lebih tepatnya hitam, pekat bagai jelaga
Ketika salah seorang dari kedua laki-laki bertopeng itu berusaha mengoyak kemeja bagian atasku. Saat itulah aku terpekik.Â
Pada punggung tangan setan biadab itu terdapat goresan panjang menyerupai luka yang belum sembuh!
***
Di saat aku pasrah pada nasib buruk yang sebentar lagi menimpaku, terdengar bunyi yang amat aneh.
Craaaakkkk! Craaaaak!
Bersamaan dengan itu terdengar lolongan histeris memecah kesunyian. Darah segar bercipratan mengenai wajahku.
Dua pria yang nyaris merenggut kesucianku mendadak tersungkur di atas tanah.
Di ambang kesadaran, samar-samar kulihat seseorang berjongkok. Satu tangannya masih memegang benda berkilau dengan darah berbau anyir menetes membentuk titik-titik polkadot di atas dadaku yang terbuka.Â