Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | "Get Solution!"

19 November 2018   23:03 Diperbarui: 30 Desember 2018   03:26 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: shutterstock.com

Akhirnya bus benar-benar berhenti. Gerung mesin tidak terdengar lagi.

Kulihat Pak Her, supir sekaligus pemilik bus mini yang kami sewa turun dengan sigap. Diikuti oleh Tuan Lukman. Lalu menyusul Mister Fred.

"It's oke. Bus ini hanya lelah. Tidak apa-apa. Kita beristirahat sebentar di tempat ini," aku berdiri dan berbicara setenang mungkin. Kulihat Nyonya Prita meraih kepala putranya--Kevin.

"Ya, semua akan baik-baik saja," Nyonya Prita berbisik. Sekilas Kevin, bocah usia 10 tahun itu menatapku. Aku mengangguk sembari mengangkat kedua jempolku.

"Sebaiknya kita semua turun dari kendaraan. Pak Her akan memeriksa keadaannya," aku memberi komando. Kanaya melompat dari kursinya, nyaris terjatuh. Sedang Anggi dengan langkah tenang merekam adegan demi adegan. Seolah tengah membuat sekuel film.

"Anda mau coklat, Nyonya, El?" Anggi bicara padaku tanpa menoleh. Satu tangannya merogoh tas pinggang. Lalu menyodorkan coklat yang sudah tergigit ke arahku. Masih dengan berjalan mundur, ia memutar ponselnya ke segala arah. 

"Ups! Kuskus!" suaranya tertahan. Dan ia memfokuskan kamera ponselnya ke arah sebuah pohon, tanpa mengindahkan anak tangga di pintu bus. Karena terlalu bersemangat, ia jatuh terpeleset.

"Kau tidak apa-apa?" aku membantunya berdiri. Mahasiswi berusia 21 tahun itu meringis seraya memegangi salah satu kakinya.

"Kukira---aku terkilir," ia mengeluh. Mister Fred melihat kejadian itu. Bule usia lanjut yang masih tampil bugar itu berjalan ke arah kami. Merogoh tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah botol kecil.

"Minyak tawon asli. Oleh-oleh dari Makassar ketika aku melancong ke sana," Mister Fred tersenyum. Aku berjongkok, membantu menggosokkan minyak itu di sekitar kaki Anggi yang terlihat agak membengkak.

"Radiatornya bocor!" suara Pak Her mengalihkan perhatian kami. Aku gegas berdiri, menghampiri sopir tua yang memiliki riwayat penyakit jantung itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun