Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Serial Mas Bagas) | Ketika Mas Bagas Siuman

15 Agustus 2018   07:18 Diperbarui: 15 Agustus 2018   08:28 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Loh, padahal Mbak Ajeng bilang, tentara adalah cita-cita Mas Bagas sejak kecil. Bahkan ia mengaku jatuh cinta padamu gara-gara melihat Mas mengenakan seragam prajurit."

"Tahu apa Ajeng tentang diriku?" Bagas bergumam setengah tertawa. Ia menurunkan kedua kakinya. Dikenakannya sandal jepit yang tercecer di bawah ranjang. Agak limbung ia berjalan menuju meja. Diraihnya cangkir kopi, diseruputnya isinya sedikit.

"Sebuah pengabdian yang jauh lebih besar sedang menungguku, Bram," desahnya seraya menarik kursi. 

"Pengabdian apa itu, Mas?"

"Menjadi pelayan masyarakat."

"Memang prajurit bukan pelayan masyarakat?"

"Ini konteksnya beda, Bram."

"Itu berarti Mas Bagas harus siap bersaing."

"Maksudmu?"

"Setahuku, Mas Bagas belum pernah terjun secara langsung menghadapi masyarakat. Masih minim pengalaman. Maaf, kalau aku berkata terlalu jujur."

"Kau lupa, Bram. Aku mempunyai guru hebat yang mumpuni. Guru besar yang sangat kaya pengalaman. Sekian tahun beliau mengabdikan diri untuk melayani masyarakat di negeri ini, apakah itu belum cukup?" Bagas menyipitkan kedua matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun