"Aku hanya ingin bereksperimen, John. Hanya ingin tahu. Berapa lama orang dewasa mampu bertahan di dalam ruang tertutup yang dialiri gas beracun." Ia mengibaskan ujung lengan kemejanya. "Tapi John---lagi-lagi kau menghalangiku," ia menatapku sejenak. Lalu mengayun langkah, meninggalkanku menuju kelas.
Eurus. Sepertinya aku harus memaksa Mom agar membawanya ke psikiater. Kalau tidak....
Dan syukurlah, kali ini Mom mau mendengarku.
Sore itu juga Mom berniat membawa kakakku itu bertemu dengan psikater yang sudah dihubungi. Tapi Eurus menolak.
"Mom, aku tidak sakit."
"Kau memerlukan seorang ahli untuk berkonsultasi, dear," Mom membujuknya. Eurus terdiam, tak bergerak seinci pun dari tempat duduknya. Sudut matanya mengarah kepadaku.
"John, apakah kau yang mempengaruhi Mom agar aku melakukan test kesehatan mental ini?"
"John hanya menyarankan, Eurus," Mom membelaku. Kulihat sekelebat mata Eurus berkilat. Tapi akhirnya ia menyerah juga. Ia berdiri mengikuti Mom menuju mobil.
Aku masuk ke dalam kamar, duduk di depan laptop yang sejak tadi kubiarkan menyala. Tugas dari sekolah menumpuk. Aku harus menyelesaikannya hari ini juga.
Tanganku meraih mousedan siap mengklik file berisi dokumen ketika mendadak hidungku menangkap bau yang aneh. Bau gas yang menyengat.
Earus! Ia telah mengunciku dari luar.