Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Jejak Sang Penari [2]

4 Agustus 2017   08:35 Diperbarui: 4 Agustus 2017   11:42 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
imgrum.org/user/christianwalpole

Dan sejak itu kabut menyelimuti hati keduanya. Suami istri yang semula sangat menyanjung cinta, akhirnya kalah.

"Itulah alasan mengapa Papi meninggalkan Ibumu, Nak..." Papi mengakhiri ceritanya. Aku menatap Papi. Wajah Papi tampak sedih dan muram.

"Vergeef me, Papi..." serta merta aku memeluk tubuh renta Papi.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, Jansen," Papi membalas pelukanku. Erat. "Sekarang istirahatlah. Tidurlah dengan tenang. Besok pagi kau akan terbang menemui Ibumu," Papi berbisik di telingaku.

Aku terhenyak. Setengah tak percaya mataku menatap Papi lagi.

"Jangan menatapku seperti itu, Jansen. Kau, sungguh, tatapanmu itu mengingatkanku pada mata indah Kadek---si penari sialan itu..." bibir Papi menyungging senyum, sedikit.

Bersambung....

***

Malang, 04 Agustus 2017

Lilik Fatimah Azzahra

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun