Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Lelakiku

1 April 2017   12:52 Diperbarui: 4 April 2017   21:35 1839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.kumpulanmisteri.com

“Maaf, mungkin Mas Alfiar sudah menceritakan tentang keinginan saya,” laki-laki bernama Abraham itu menatap sejanak ke arah Ibu. Kemudian ia melirik ke arahku. Kulihat Ibu tersenyum. Mengangguk-angguk. Dan kemudian mereka terlibat pembicaraan ringan.

Proses ta’aruf  berlangsung sangat singkat. Aku menarik napas lega begitu Mas Alfiar dan temannya itu pemit pulang.

Usai kepergian mereka, aku bergegas menuju kamar. Ibu membuntutiku.

“Tari, bagaimana penilaianmu mengenai Abraham?” bisik Ibu seraya menutup pintu.

“Biasa saja, Bu. Tidak ada yang istimewa,” jawabku jujur.

“Tari, ini masih tahap pengenalan. Kamu bisa saja menolak jika hatimu belum sreg,” Ibu menatapku. Berusaha membaca air mukaku.

“Beri aku waktu untuk berpikir, Bu,” ujarku setengah memohon. Ibu mengangguk kemudian berlalu meninggalkan kamarku.

Malam itu aku tidak bisa memicingkan mata barang sedetik pun. Pikiranku kacau. Apa sebenarnya yang aku cari?  Berapa kali sudah orang-orang terdekatku berusaha mencarikan jodoh untukku? Tapi mengapa hati ini belum juga terbuka?

Aku memeluk guling erat-erat. Kiranya aku masih terobsesi dengan keinginanku.

Aku belum menemukan yang kucari. 

Lelaki sempurna seperti Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun