"Maaf, jika selama ini aku tak mendengarmu." Ia mulai terisak. Sesaat kupandangi wajahnya. Sungguh, wajah itu terlihat semakin tirus dari sebelumnya.
"Apakah San melukaimu?"
"Tidak secara fisik...."
"Ya, aku paham. Itulah yang selama ini ingin kukatakan padamu. Kau tak boleh mencintai San."
"Tapi cinta tak mampu kucegah."
"Setidaknya bisa kau tahan."
"Ah, tahu apa kamu tentang cinta?" Kiera menatapku. Memaksakan senyum di bibirnya yang memucat.
"Cinta itu kejam," ujarku sok tahu.
"Tidak. Cinta itu indah. Ia berubah kejam ketika kita tak lagi bisa memahaminya."
"Aku tak mau berdebat tentang cinta. Aku mengkhawatirkanmu...."
"San. Ia telah memenjarakan aku di dalam hatinya. Dan aku tak mampu keluar lagi. Terkunci."