Tanpa pikir panjang, Andika menuju kamar hotel tempatnya menginap. Dia memutuskan untuk mengungkap kasus ini sendirian. Dengan harapan, karya jurnalistiknya nanti jadi bombastis.
"Tak apalah, under cover tak dapat, berita kriminal ini juga cukup sexy," pikirnya.
***
Pagi-pagi buta, Andika sudah nongkrong di depan hotel tempat orang yang dicurigainya menginap. Sambil menenteng segelas kopi panas, pandangannya tak lepas dari pintu lobi hotel. Andika kecele, telah pukul 08 pagi lewat, orang yang dicurigainya tak kunjung keluar. Namun, jiwa strugle-nya patut diacungi jempol. Jurnalis ini setia menunggu TO (baca: target operasi) keluar.
Tiba-tiba kedua mata Andika melotot, gelora asmara membuncah, melihat seorang perempuan muda cantik nan seksi dengan blouse hitam masuk hotel.
"Beruntung sekali laki-laki yang memilikinya."
Sejenak dia lupa segala. Pikirannya melayang, imajinasinya liar.
Masih asik bermain dengan pikiran, kembali Andika dikagetkan dengan pandangannya. Bahkan lebih mengejutkan. Si perempuan cantik ber-blouse hitam  hotel bersama pria yang dijumpainya kemarin malam. Mereka tampak mesra, diikuti perempuan paruh baya, dengan wajah sumringah.
"Ada apa ini?" Otak wartawan Andika terus berputar mencari jawaban.
"Ah, mending aku ikuti aja mereka."
Bergegas wartawan muda ini mengikuti ketiga orang tadi. Ternyata, tempat yang dituju ketiga orang itu adalah hutan wisata di sekitar pantai. Letaknya cukup jauh dari pantai barat.