"Ah, aku terlambat," Andika menghela nafas panjang, penuh kecewa.
"Lebih baik aku kembali ke tempat mayat tadi dan segera minta bantuan," pikir Andika.
Belum sempat melangkahkan kaki, tiba-tiba suara tawa perempuan memecah keheningan. Kontan, Andika menoleh. Tampak olehnya perempuan paruh baya sedang dipeluk pria muda bertelanjang dada, keluar dari pintu kapal besar. Â Mesra, peluk cium diselingi tawa nakal si perempuan.
Sambil mengintip dari balik tembok sebuah kedai kecil, Andika meragu.
"Mungkinkah mereka?"
Dasar wartawan, meski batinnya meragu, otak investigasinya tak mau mengalah. Andika mengikuti pasangan beda usia itu menuju sebuah hotel yang jaraknya cukup jauh dari bibir pantai.
Setelah bertanya sana-sini, Andika menemukan fakta, kedua orang tadi adalah pasangan kekasih asal Jakarta. Mereka baru dua hari menginap di hotel tersebut. Tak ada kejanggalan, selain pasangan beda usia.
"Sudah dua hari ini mereka kerjanya berangkat pagi-pagi sekali, pulang malam seperti sekarang," terang salah seorang pelayan hotel.
"Emang ada apa mas?" tanya si pelayan.
"Enggak, saya sepertinya kenal pada pria tadi. Wajahnya mirip sahabat lama saya," jawab Andika, berbohong.
Setelah mendapatkan fakta tak seberapa, Andika berlalu menuju tempat asal ditemukannya mayat. Beruntung, sesampainya di sana, mayat perempuan tadi sudah dievakuasi pihak aparat.