Andika garuk-garuk kepala tak gatal. Pikirannya liar membayangkan kemenangan telak atas kedua kawannya. Padahal ibarat kata, persaingan dengan kedua temannya tersebut tak ubahnya David lawan Goliath, berat sebelah. Andika si siswa nakal lawan siswa disiplin, dan berprestasi.
"Malah garuk kepala, masih ingat nggak?" Tanya Dian lagi.
"Yang mana ya? Aku lupa lagi" Bohong Andka. Dia memancing, agar Dian sendiri yang menceritakan peristiwa itu. Karena, dia tak ingin mempermalukan temannya.
"Ah masa wartawan pelupa. Baik aku ceritakan lagi, biar kamu ingat...." Pancingan Andika berhasil.
TAHUN 1993
Pagi itu sebelum lonceng sekolah berbunyi, suasana di ruang kelas KTU SMK II, Sumedang, begitu riuh. Senda gurau sampai yang cemberut berbaur jadi satu. Andika yang terkenal murid paling nakal dan ngeselin di mata teman satu kelasnya, seperti biasa datang paling buncit. Baju seragam dibiarkan keluar dan tak pernah membawa buku lebih dari satu, adalah ciri khasnya.
"Pagi semua....!" Sapa Andika so friendly banget. Padahal maksudnya untuk menutupi rasa malu. Hari itu tidak ikut ngerjain tugas kebersihan.
"Udah siang tau..." Celetuk Tika, ketua grup kebersihan, kesel.
"He..he...maaf aku terlambat ya?"
"Ya iyalah..sebentar lagi juga masuk" Tika masih kesal.
Ditengah percekcokan, Dian si murid so beprestasi datang menghampiri Andika.
"Dik aku mau minta tolong?"