"Sil.... Sil.... Maafkan aku Sil... tapi aku mencintaimu..." dan akhirnya suara  itu lenyap seiring pintu kamar yang ditutup keras. Sisil menjatuhkan  tubuhnya diatas ranjangnya, air matanya tumpah ruah diatas bantal yang  dipeluknya. Hujan yang mengguyur deras menambah pilu luka hatinya.  Sementara Kevin suaranya makin mereda lalu dilangkahkan kakinya perlahan  dibawah hujan menuju mobilnya. Hatinya hancur... pelan ia membuka pintu  Honda Civicnya dan sebelum ia masuk kedalam mobilnya:
      "Siiiilll.... Bagaimanapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu...."  Teriaknya keras menembus derasnya hujan dan gelapnya malam.Â
      Haripun berlalu, Sisil sudah mulai bisa menenangkan hatinya meski  kepedihannya masih terasa, adik-adiknya yang selalu menanyakan Kevin tak  pernah ditanggapinya. Ia berusaha menyibukkan diri dengan organisasi  didesanya. Ayahnya yang mengajar baca Al-Qur'an didesanya sangat  bijaksana menanggapi polemik yang dihadapi anak gadisnya. Dan Kevin juga  lebih sering berdiam diri dikamarnya. Sikapnya berubah, tak pernah  ditanggapinya teguran dan panggilan mamanya dari luar. Sikapnya acuh tak  acuh. Bahkan ia tetap cuek ketika Erika, cintanya yang dulu mencoba  kembali hadir dirumahnya. Erika, gadis adik kelasnya di Kanisius yang  menjadi ketua OSIS di sekolahnya, cintanya dulu harus kandas ketika  Erika terlalu disibukkan dengan kegiatan sekolah dan kegiatan gereja  hingga tak mempunyai sisa waktu untuk Kevin, diakhir pekanpun ia selalu  sibuk dengan kebaktian digerejanya.
      Pagi hari, Kevin bangkit dari ranjangnya untuk mengambil sarapan. Papa  mamanya sedang menikmati sarapan diruang tengah, ada Erika disana. Kevin  tak menggubrisnya, ia menuju lemari es dan mengambil spagheti.
      "Vin..." mamanya memanggil, Kevin tak menyahut
      "Ini ada Erika, ayo makan sini sama-sama" Kevin tetap saja tak menoleh
      "Vin!!!" mamanya membentak keras
      "Kamu punya telinga nggak sih? Apa sih istimewanya gadis desa itu?"Â
      Kevin terhentak menoleh kemamanya dengan tatapan tajam
      "Apa sih yang gadis itu lakukan hingga membuatmu kacau begitu?" pertanyaan mamanya menusuk jantung.
      "Mama dengar ya.." kevin menjawab tak kalah ketus