Ketika Sisil keluar sehabis sholat, ia mendapati Kevin yang duduk lesu dengan kepala tertunduk.
      "Vin..." suara lirih Sisil namun cukup mengagetkan Kevin.
      "Oh... hai Sil, dah selesai ya?' tanya kevin gugup
      "Vin, kamu punya masalah, kamu nggak bisa menyembunyikan masalahmu itu.  Dan masalahmu itu terlalu berat untuk kau tanggung sendiri." Kevin  masih diam menunduk, ada sesuatu yang mencabik-cabik hatinya.
      "Vin..." Sisil memajukan kursinya kedepan Kevin, diangkatnya dagu Kevin  dan ditatapnya wajah Kevin yang berselimut mendung tebal.
      "Vin... kalau kamu punya masalah, cerita Vin... aku selalu ada untuk kamu"Â
      Setetes air keluar dari mata Kevin yang sembab dan mulai membentuk anak sungai.
      "Sil..." Suara Kevin keluar terbata.
      "Ada apa Kevin sayang, aku disini"
      "Sil... sejak kita bertemu, sebenarnya hatiku mulai tenang, ada keceriaan  dihidupku, aku merasa hidupku penuh arti. Aku merasa punya tujuan dalam  hidup ini... ketika aku bersamamu dihalte hingga berjam-jam... sebenarnya  hatiku merasa sangat damai... merasa bahagia..."Â
      "Lalu apa yang membuat kamu sedih?'