Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Stockholm Syndrome

27 April 2014   16:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak lelaki kecil itu menyambut gembira kedatangan ayahnya, dia segera berlari dan kemudian memeluk ayahnya. Mereka berdua tertawa bahagia, sampai kemudian, terdengar sebuah letusan pistol, dan ayahnya roboh sembari tetap memeluk lelaki kecil itu. Anak kecil itu menangis meraung melihat tubuh ayahnya terkapar bersimbah darah, kemudian dia melihat ke arah lelaki yang menembak ayahnya, yang kini sedang mengarahkan pistol ke arah ibunya..

***

Panti Asuhan ‘Kasih Bunda'
Seorang gadis cantik memasuki Panti tersebut, sesampainya di dalam, dia disambut oleh pengurus Panti Asuhan.

"Mbak, ini laporan transfer sumbangan dari bapak Wawan Purwanto sejumlah satu milyard. Di situ ada rincian penggunaan, untuk membeli selimut, makanan dan modal usaha Panti".

"Saya kesini bukan menanyakan masalah sumbangan, tetapi saya ingin tau, apakah dulu ada anak di panti ini yang bernama Raka?"

Perempuan tua pengurus panti itu pun tersenyum. Dia berjalan menuju lemari, kemudian dia membawa sebuah tas berbentuk tabung.

"Ini untukmu, ambilah! Raka berpesan untuk memberikan benda ini, jika ada gadis yang datang menanyakan dirinya"

"Terimakasih"

***

Di sudut sebuah café, seorang gadis tengah duduk santai sambil menikmati secangkir kopi. Kemudian tangan sang gadis membuka tas tabung yang ada di meja. Dipandanginya lukisan yang diambil dari dalam tas. Terlihat senyum di sudut bibirnya, namun tampak juga matanya yang berkaca kaca.

"Boleh saya temani" sapa seorang lelaki dengan ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun