Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Stockholm Syndrome

27 April 2014   16:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

"Makanlah!"

Lelaki itu kembali memberikan sepiring makanan. Sejenak gadis itu terdiam, perutnya memang terasa lapar, tapi gadis itu ragu untuk memakan makanan itu. Dia ragu, jika ada racun atau obat tidur di dalam makanan, dan lelaki itu melihat keraguan di mata sang gadis.

"Jangan khawatir, gak ada obat tidur di dalamnya. Aku tak berniat untuk memperkosa dirimu, jika aku berniat, tentu sudah dari kemarin aku lakukan"

Perlahan gadis itu mulai makan, makanan itu terasa lezat olehnya, atau karena perutnya yang lapar, dan tak butuh waktu yang lama, makanan itu sudah habis dimakannya.

"Lagi?" tanya lelaki itu.
"Cukup, terimakasih"

Kemudian lelaki itu mengambil piring dari tangan sang gadis, kemudian membawa piring itu ke dapur. Sang gadis mengikuti langkah lelaki itu, kemudian matanya tertuju pada pistol yang tergeletak di atas meja. Secepatnya dia mengambil pistol dan menyembunyikan dibalik pakaiannya.

"Aku tak melihatmu keluar tadi, lantas siapa yang mengantarkan makanan?" tanya gadis itu.
"Aku yang memasaknya" ucap lelaki itu acuh sambil mencuci piring yang kotor.

Kemudian gadis itu mengeluarkan pistol dan menodongkan ke arah lelaki itu.

"Tolong bebaskan aku! atau...."
"Atau apa? kau mau membunuhku? Lakukan saja kalau kau berani!"

"Jangan paksa aku!" teriak gadis itu.

Lelaki itu berjalan mendekati sang gadis, tak tampak rasa takut dimatanya. Kemudian dengan cepat, dia sudah merampas pistol itu dari tangan sang gadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun