Di dalam dadaku berdesakkan harapan;
Berjumpa dirimu
Pada puisi yang ditulis tahun 2016 ini terlihat sekali bahwa Kyai Matdon adalah penyair dewasa. Kalimat "melipat senyuman dalam bagasi" bukanlah kalimat yang asal ucap dan tanpa renungan. Ini menjadi ruh untuk tubuh dari puisi ini. Bait kedua juga tak kalah puitis;
Â
Jengkal trotoar yang kita singgahi
Selalu membawa kesenanganÂ
Dan kenangan
Selalu kujadikan buah tangan abadi
Menjadikan jengkal trotoar yang disinggahi sebagai buah tangan yang abadi tidak dapat diraih dengan permainan diksi biasa. Dan ini rasanya begitu sangat romantis.
Puisi pertama pada buku ini berhasil membuat saya tak sabar untuk terus membaca. Puisi keduanya pun tak kalah keren. Silakan simak dengan seksama;
PERJALAN LAGI