Aku bisa menulis semuanya
Aku bisa menulis tentang pabrik, tentang majikan yang tidak pernah terpukau bulan purnama rontok dari rahim buruh.
Kata kebanyakan temanku menirukan majikan, "tidak ada kompromi, tidak ada kasihan, sebab waktu adalah uang. Kerja. Kerja. Kerja. Awas kalau malas! Saya pecat!"
Pernah sekali satu diantara mereka pingsan karena nyeri menggugurkan bulan. Minyak kayu putih dibaukan ke hidungnya, balsam dioleskan ke pelipisnya. Ia terbangun lalu ditanya, "Kamu masih kuat kan?".
Ia menjawab, "Bagaimana mungkin orang kuat bertahan menggugurkan bulan sambil dipaksa berdiri delapan jam?"
Teman-teman kerjanya tak kuasa menolongnya lebih jauh. Mereka hanya menolong membangunkannya. Ia sendiri yang musti menyuarakan ketertindasannya.
"Bagaimana mungkin kamu menggugurkan bulan? Sedangkan kamu tidak pernah dikawini matahari?" sangkal majikan kepadanya.
"Bagaimana mungkin Tuhan Yang Maha Rahim tidak menggetarkan hatimu, melihat bulan gugur dari rahim kami?"
"Bagaimana Tuhan percaya kalau tak ada bukti?"
"Jangan seret-seret Tuhan Pemberi Damai"
"Lalu apa maumu?"