Aku pun memaklumi bapak dan ibu yang merindukan momen lebaran tahun lalu.
"Bapak, ibu, aku sudah siapkan pertemuan dengan seluruh keluarga. Ayo bersiap!"
"Pertemuan bagaimana to Nduk, kakak-kakakmu kan semua tidak mudik."
"Ayo sini Pak. Ini Mas Wahyu dan anak-anaknya sudah hadir."
Bapak pun mendekat ke arahku yang sedang mengoperasikan laptop. Aku sengaja memberi kejutan kepada bapak dan ibu agar bisa sumringah lagi. Kami melakukan pertemuan secara virtual. Aku sudah menginstal aplikasi zoom meting. Semua kakakku dan keluarganya telah kuhubungi agar bisa berkumpul bersama meski secara daring.
      "Selamat idulfitri Kung, mohon maaf lahir dan batin ya Kung."
      "Kakung, paketnya sudah datang. Terima kasih ya Kung."
"Kung, met lebaran ya, maafin dedek ya Kung."
      Satu per satu cucunya memberikan ucapan setelah kakak-kakakku semua selesai. Kulihat wajah bapak yang semula sendu sudah berubah ceria. Ia pun menjawab pertanyaan dan pernyataan dari cucu-cucunya dengan gembira. Kami pun saling bermaafan meski secara daring. Canda tawa mewarnai pertemuan secara daring itu.
Usai saling bertukar sapa, kami pun saling bertukar info menu kue lebaran. Masing-masing menunjukkan hidangan yang tersaji. Beraneka ragam kue yang merupakan kue sejuta umat-misal wafer dan roti kaleng. Kami juga saling menunjukkan menu masakan masing-masing. Ibu sangat antusias menanggapi menu-menu masakan yang disajikan di keluarga anak-anaknya.
"Ibu tahu, kamu pasti merindukan soto ayam kampung buatan ibu kan?" kata ibu ketika mbak Lina menceritakan menu soto ayam yang dimasaknya. Cucu-cucu bapak juga ikut nimbrung. Semua sangat aktusias bercakap dengan bapak. Â