Mohon tunggu...
Eko Marini
Eko Marini Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Belajar menulis dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lebaran yang Dirindukan

13 Juni 2020   12:45 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:43 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah sekelumit percakapan Bapak dengan  cucunya melalui panggilan video. Semenjak pensiun, selain pergi ke ladang dan sesekali memberi makan ikan di kolam, Bapak menelepon cucu-cucunya yang ada di rantau. Baginya itu sudah merupakan anugrah terindah. Aku tahu dari wajahnya tersirat kebahagiaan bapak sehabis menelepon cucunya.

"Mengapa Bapak hanya termangu menatap hidangan ini?" tanyaku perlahan kepada Bapak.

"Aku teringat cucu-cucuku." jawab bapak dengan sedih.

"Sudahlah, mereka pasti juga makan enak. Kita doakan semua sehat. Ayo! Kita lekas makan" Kata ibu mengalihkan pembicaraan sambil menyiapkan sepiring menu opor untuk bapak.

            Masih kuingat beberapa minggu sebelum lebaran. Bapak tampak gembira mendengar kabar bahwa anak dan cucunya akan mudik. Bapak pun menyiapkan segalanya. Ayam dan menthok yang dipelihara secara rutin diberi makan. Agar saat anak-anak dan cucu-cucunya berkumpul di rumah jika ingin lauk tinggal menyembelih. Ikan-ikan di kolam yang terdiri dari beberapa jenis sudah dipersiapkan saat lebaran nanti sudah besar dan nanti berkumpul bisa diambil untuk dibakar atau digoreng.

            Sementara itu, hasil panen sayur mayur di kebun atau di ladang juga bapak siapkan untuk anak-anaknya. Kami tinggal di daerah puncak, tepatnya di Kemuning. Daerah  di lereng Gunung Lawu dekat perkebunan teh. Berbagai sayur-mayur tumbuh subur di sini. Wortel, kol, sawi, labu, timun, seledri, bawang merah, bawang putih dan lain-lain semua ditanam di ladang. Bapak telah menyiapkan semuanya agar saat lebaran semua bisa dipetik. Bahkan bapak sudah memberi jatah masing-masing anak dengan berbagai hasil kebun yang siap dipanen. Berhari-hari mendekati lebaran bapak tampak bersemangat dan riang gembira.

            Ketika pandemi korona mulai menyebar ke berbagai daerah pemerintah memberikan kebijakan untuk larangan mudik. Hal itu tentu saja membuat bapak kecewa, gundah gulana dan sempat shock. Anak-anaknya tak ada yang dapat mudik satu pun.

Kakakku yang paling sulung tinggal di Jakarta, pasti wilayahnya terkena dampak yang luar biasa sehingga otomatis tidak bisa mudik. Mbak Linda kakakku yang nomor dua tinggal di Depok. Sudah tentu juga tidak akan bisa mudik. Padahal anak-anak mas Wahyu lah yang selalu dirindukan Bapak. Mas Ade meskipun lebih dekat tinggal di Solo juga tidak bisa mudik karena pasti harus melewati masa karantina. Sementara anak-anaknya masih kecil sehingga sangat riskan jika mudik.

Tinggallah aku sendiri di rumah yang menemani bapak dan ibu. Aku juga terkena dampak yaitu belajar dari rumah. Tugas-tugas dari sekolah yang menghiasai hari-hariku membuatku tidak bisa rutin menemani bapak untuk sekadar ngobrol atau bercerita. Baru mendekati lebaran ini aku lebih memperhatikan bapak. Kulihat bapak sering melamun.

            Kurasakan rindu yang menderanya begitu lekat di wajah. Sejak tahu anak-anak maupun cucu-cucunya tidak ada yang bisa mudik bapak tampak murung. Hari-harinya tidak bersemangat seperti semula. Meski sesekali bisa menelepon cucu atau anaknya tetapi senyumnya hanya sementara. Sampai suatu ketika ibu menemukan ide cemerlang.

"Pak, kita kirimkan saja melalui paket kepada anak cucu kita," ide cemerlang itu tercetus dari ibuku yang tak tega melihat bapak sering melamun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun