Mohon tunggu...
Eko Marini
Eko Marini Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Belajar menulis dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lebaran yang Dirindukan

13 Juni 2020   12:45 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:43 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Benar Bu, kita belikan juga baju baru untuk cucu-cucku. Nanti kita paketkan bersama-sama," seru bapak tampak bahagia dengan ide itu.

Saat itu bapak dan ibu mulai sibuk memanen hasil kebun. Dibantu beberapa tetangga akhirnya bapak dan ibu dapat membawa pulang beberapa karung hasil kebun. Berharap hal itu dapat menjadi pengobat rasa rindu akan kampung halaman tercinta.

"Bu, ini singkong, jagung, terong, timun, cabai, lengkuas, daun salam, tomat, daun singkong, daun papaya sudah aku petikkan untuk dikirim kepada anak-anak," kata bapak sepulang dari kebun di belakang rumah.

Bapak mempunyai pekarangan yang sangat luas. Kebun dan ladangnya berhektare-hektare. Ia termasuk seorang yang disegani di kampung kami. Aku pun harus menjaga sikap dan tutur kata saat bergaul dengan masyarakat demi menjaga martabat bapak.

Melihat bapak dengan bawaannya, aku dan ibu yang sedang menyiapkan beberapa kardus langsung bergegas menyambut bapak. Pancaran wajah bapak yang sumringah menandakan bahwa cinta kasihnya pada anak cucu sangat tulus. Hanya dengan ini ia berharap bisa menepis kerinduan yang selama ini beliau rasakan.

Kami lalu mengepak semua ke dalam kardus. Tak lupa bapak juga membelikan baju lebaran untuk cucu-cucunya. Semua dimasukkan ke dalam kardus. Setelah semua usai kami pun mengirimkan melalui paket kilat.

"Udah bapak lega sekarang. Meskipun mereka semua tidak bisa mudik tapi tetap bisa menikmati hasil panen kebun kita. Bukan begitu to Bu?"

"Iya Pak. Alhamdulillah kalau bapak sudah lega," ibu tampak senang melihat bapak semangat lagi.

Aku yakin sebenarnya tanpa bapak dan ibu kirimi paket itu mereka pun sudah lebih dari cukup kalau soal makanan. Begitulah orang tua, kasihnya sepanjang masa. Meski sudah tua tetap saja memikirkan anak-anaknya.

Usai dari kantor pos bapak tampak puas. Ia pun kembali menghubungi anak dan cucu-cucunya melalui telepon. Bapak mengabarkan bahwa ia telah mengirimkan paket. Cucu-cucunya sangat bahagia mendengar dapat kiriman baju baru dari Kakung. Mungkin inilah yang dirindukan bapak dari mereka. Tawa renyah yang polos serta wajah sumringah cucunya saat menerima paket nanti.

"Hani, ayo dimakan ketupatnya. Kok malah bengong," suara ibu mengangetkanku. Aku yang sedari tadi malah melamun. Anganku melayang tatkala melihat bapak yang kian sedih. Aku pun segera menyantap dengan cepat. Bapak dan ibu sudah bersiap di ruang tamu. Itu tandanya acara sungkeman alias maaf-memaafkan akan segera dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun