Dan hebatnya lagi, semua tentang dia itu kau bela. Kau perjuangkan setengah mati. Dia harus dibenarkan. Tak boleh sedikitpun disalahkan. Kau sangat kasihan pada dirinya. Semua tentang dia adalah kebenaran mutlak.
Karena dia ahli ibadah.
Amalnya sundul langit.
Tapi kenyataannya, dia mengumbar nafsu cara binatang. Cara dzolim. Cara zina. Kok dia yang kau bela? Dalilnya mana? Kau menukar surga rumah tanggamu dengan surga para iblis. Tapi kau tertawa puas diranjang setan. Dan merasa itu dimuliakan langit bumi.
Kamu waras?
Kamu kenapa?Â
Jika sekarang dianggap sudah ending, tapi kenapa inisial kalung namanya tetap kau pakai? Dipamerkan? Sahabat karibmu mesem. Saat kita terlihat bersama. Kau bilang nunut.Â
Kata nunut jelas kosa kata bangsatmu. Pada suami kok nunut. Berarti aku ini tidak dihargai. Seperti arti mesemnya sahabatmu.Â
Konspirasi manusia bunglon. Saat aku menemuinya, kau mengkerut kebingungan. Berubah warna raut mukanya. Â Katanya, hanya menasehati. Menasehati kok menggauli? Ternyata pangeran gagah hanya wani silit Wedi Rai. Kalau kamu gentelment, datang ke aku, minta istriku secara jantan dan fix aku kasihkan. Tanpa syarat.
Tapi dibalikku kau sembunyi sembunyi, berzina dengan istriku. Dia tidak mengakui, tapi istriku mengakui. Bahwa dia itu hebat di ranjang.Â
Konspirasi manusia bunglon. Dia selalu berubah warna untuk perbuatannya. Artinya,