Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Konspirasi Manusia Bunglon (Aksara Cerpenku #2)

13 Februari 2022   14:47 Diperbarui: 13 Februari 2022   14:48 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksara cerpenku #2 gambar diolah dari DSlight_Photography/SHUTTERSTOCK

Hubungan toksik. Pura pura bahagia. Pura pura nyaman. Tapi palsu. Hanya mempertahankan status belaka. Apa kamu bahagia? Kalau aku? Tidak. Ini bencana. Ini cara mudah mendatangkan azab dan bencana.

Tak perlu panjang lebar. Kau bisa dengan mudah bilang. Itu dulu, sekarang tidak. Itu dulu, kena sihir, sekarang sudah sadar. Semudah itu kau bilang.

Katamu, pangeran tampan itu sudah pergi. Sudah minggat. Sudah tidak ada lagi. Padahal, Sudah menikmati tubuhmu secara gratis dan dzolim, kamu yang membiayai dia, agar dinas satpam mentereng, lalu dengan gampang say good bye. Enak bukan? Sungguh sangat mulia, setelah merampok kehormatanmu, lalu pergi dengan gampangnya.

Pertanyaannya, kenapa yang kau tuntut diriku? Kok bukan dia yang kau beri nikmat? Sejak ada dia, hingga sekarang, aku hanya kau peralat belaka. Rugi menikah, tanpa dipenuhi kebutuhan batin. Tapi kau pakai alasan nikah, untuk tuntutan tak masuk akal. Katanya tak tanggung jawab. Padahal aku yang kau peras. Padahal sebelumnya, aku kau habisi tanpa ampun. 

Jadi aku ini dimanfaatkan. Diperalat. Hubungan Toksik yang merugikan. Haruskah dipertahankan?

Seharusnya dia tanggung jawab. Sudah diberi enak, kok sekarang lari. Jangan jangan, ini babak baru sandiwaramu. Kesepakatan rahasia pakai Cara dia. Bisikan pujaanmu itu. Kan nanti dapat modal untuk mantap mantap seri selanjutnya. Enak, lezat tak perlu susah payah kerja. Dapat modal melimpah tanpa batas.

Aku tak menuduh.

Aku tak sebar Fitnah.

Aku hanya sampaikan apa yang aku rasa. Apa yang aku lihat. Apa yang kau ceritakan. Dan yang pasti, Kuasa Tuhan telah membongkar aib ini. Karma instan telah Menelanjangi bejatmu. 

Dan ternyata... 

ini semua konspirasi manusia bunglon. Konspirasi Reptilian yang canggih. Akal kadal bangsat, yang bisa berbolak balik alasan. Setelah merampok, melenggang pergi. Jika ada peluang, datang lagi. Melancarkan strategi baru yang tak disangka. Kau telah masuk jebakan sandiwara terhebat, hingga kau terbuai. Terbius. Dan sirna derajat kehormatan mu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun