Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jelajah Sejarah Malang: Raffles ternyata Pernah ke Malang

20 Mei 2020   11:18 Diperbarui: 20 Mei 2020   12:43 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candi Kidal sekitar Tahun 1922 https://www.pinterest.co.uk/pin/468796642459243582/
Candi Kidal sekitar Tahun 1922 https://www.pinterest.co.uk/pin/468796642459243582/

Tidak ada patung Hindu atau jejak-jejak mitologi Hindu, kecuali singa-singa itu, dan patung-patung dalam relief yang telah disebutkan di atas. Semua ini ditampilkan lagi dalam bentuk yang sama, tetapi mempunyai perbedaan dalam perlengkapannya. 

Di salah satu dari tiga sisinya terdapat ular naga besar melilit di atas kepala, ekornya dipegang di tangan kanan, dan tangan lainnya memegang kendi, dengan kepala ular mencapainya, yaitu di bagian kepala patung, dan pada bagian yang lain terdapat patung wanita yang bersandar pada kepala seekor ular naga.

Candi Jajaghu

300px-collectie-tropenmuseum-tempel-jago-malang-oost-java-tmnr-10016221-5ec4ac5f097f36673b37c746.jpg
300px-collectie-tropenmuseum-tempel-jago-malang-oost-java-tmnr-10016221-5ec4ac5f097f36673b37c746.jpg

COLLECTIE TROPENMUSEUM Tempel Jago Malang Oost-Java TMnr 10016221.jpg

Candi ini juga diselimuti lebatnya hutan. Di Jagu, kami menemukan reruntuhan dalam jarak beberapa yard masuk ke dalam hutan, tetapi bangunan ini tampaknya mempunyai ukuran lebih besar daripada candi-candi lainnya.

Dasar bangunan utama lebih besar daripada candi-candi lain yang pernah kami kunjungi di bagian barat pulau, dan di sana terdapat dua atau tiga teras bertingkat , tetapi atapnya dan bagian belakang bangunan telah hilang. 

Di belakang reruntuhan dan pada titik yang sama telah roboh, dan terdapat sebuah patung Hindu yang rapuh. Bagian dasar patung ini masih utuh dan tergeletak di dekatnya. 

Kepalanya telah dibawa ke Malang beberapa tahun lalu oleh orang-orang Belanda. Pada bagian belakang, kami menemukan sebuah prasasti dalam huruf Dewanagari, dan oleh orang Sepoy yang menemani kami menyatakan bahwa itu adalah tulisan Sanskrit. Karakter di tiap sisinya sangat berbeda, tetapi bagian yang ada di belakang kepala telah terhapus.

Bangunan ini mempunyai banyak ornamen yang merupakan hasil pahatan, dan berbagai rangkaian cerita pertempuran antara angkatan perang manusia dan angkatan perang raksasa. Patung-patung ini diukir dengan kasar dan tidak proporsional, tetapi secara umum kekayaan ini lebih berpengaruh daripada gaya ornamen Boro Bodo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun