Tidak ada patung Hindu atau jejak-jejak mitologi Hindu, kecuali singa-singa itu, dan patung-patung dalam relief yang telah disebutkan di atas. Semua ini ditampilkan lagi dalam bentuk yang sama, tetapi mempunyai perbedaan dalam perlengkapannya.Â
Di salah satu dari tiga sisinya terdapat ular naga besar melilit di atas kepala, ekornya dipegang di tangan kanan, dan tangan lainnya memegang kendi, dengan kepala ular mencapainya, yaitu di bagian kepala patung, dan pada bagian yang lain terdapat patung wanita yang bersandar pada kepala seekor ular naga.
Candi Jajaghu
COLLECTIE TROPENMUSEUM Tempel Jago Malang Oost-Java TMnr 10016221.jpg
Candi ini juga diselimuti lebatnya hutan. Di Jagu, kami menemukan reruntuhan dalam jarak beberapa yard masuk ke dalam hutan, tetapi bangunan ini tampaknya mempunyai ukuran lebih besar daripada candi-candi lainnya.
Dasar bangunan utama lebih besar daripada candi-candi lain yang pernah kami kunjungi di bagian barat pulau, dan di sana terdapat dua atau tiga teras bertingkat , tetapi atapnya dan bagian belakang bangunan telah hilang.Â
Di belakang reruntuhan dan pada titik yang sama telah roboh, dan terdapat sebuah patung Hindu yang rapuh. Bagian dasar patung ini masih utuh dan tergeletak di dekatnya.Â
Kepalanya telah dibawa ke Malang beberapa tahun lalu oleh orang-orang Belanda. Pada bagian belakang, kami menemukan sebuah prasasti dalam huruf Dewanagari, dan oleh orang Sepoy yang menemani kami menyatakan bahwa itu adalah tulisan Sanskrit. Karakter di tiap sisinya sangat berbeda, tetapi bagian yang ada di belakang kepala telah terhapus.
Bangunan ini mempunyai banyak ornamen yang merupakan hasil pahatan, dan berbagai rangkaian cerita pertempuran antara angkatan perang manusia dan angkatan perang raksasa. Patung-patung ini diukir dengan kasar dan tidak proporsional, tetapi secara umum kekayaan ini lebih berpengaruh daripada gaya ornamen Boro Bodo.Â