Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jelajah Sejarah Malang: Raffles ternyata Pernah ke Malang

20 Mei 2020   11:18 Diperbarui: 20 Mei 2020   12:43 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bagian tengah, tanpa mendapatkan perlindungan dari cuaca, terdapat Nandi si banteng dalam keadaan yang masih cukup baik, kecuali untuk tanduknya. Patung ini memiliki panjang lebih dari 5,5 kaki, dalam kondisi baik dan dibuat dengan keahlian tinggi juga proporsi yang sempurna.

Dekat dengan patung banteng itu dan tidak jauh dari sebuah pohon, terdapat sebuah patung Brahma yang sangat indah. Keempat kepala masih dalam keadaan sempurna, kecuali pada satu kepala yang kehilangan hidungnya. Patung ini memiliki ornamen sangat banyak dan mengenakan pakaian yang lebih meriah dari biasanya...

Pada jarak yang agak jauh sekitar 100 yard dari lokasi ini, kami menemukan sebuah patung Ganesa yang luar biasa dalam ukuran raksasa, dibuat dengan sangat teliti dan dalam kondisi sangat baik. 

Lapik tempatnya berada dikelilingi oleh tengkorak manusia dan tampaknya tengkorak-tengkorak ini tidak hanya digunakan sebagai anting-anting, tetapi juga digunakan untuk menghias semua bagian yang bisa mereka hias. Kepala dan belalai patung ini sangat mirip dengan kepala dan belalai gajah asli. 

Patung itu kelihatannya didirikan di atas sebuah panggung yang terbuat dari bat. Dari beberapa batu yang berserakan di sekitarnya bisa saja dulu patung ini ditempatkan di dalam sebuah ceruk atau candi.

Lebih masuk ke dalam hutan, tidak jauh dari sana, kami menemukan sebuah patung raksasa yang lain. Patung ini memiliki tanda yang sama dengan patung penjaga yang ada di Prambanan. 

Patung ini jatuh telungkup pada pintu masuk teras batu yang ditinggikan. Namun, orang-orang telah menggali dan menyingkirkan tanah di sekeliling patung tersebut sehingga kami bisa memeriksa wajah dan bagian depan patung ini dengan lebih jelas. Patung ini memiliki panjang 12 kaki dan lebar bahu 9,5 kaki dengan dasar sepanjang 9 dan 5 kaki serta dipahat dari satu batu utuh besar. 

Patung ini dibuat seakan-akan sedang duduk bersimpuh, dengan kedua telapak tangan memegang lututnya, tetapi patung ini tidak memiliki gada meskipun bisa jadi gada itu dicuri. Ekspresi mukanya sangat jelas dan hidungnya pun mancung. Namun, figur ini, begitu juga mulut dan dagunya, telah rusak akibat ulah orang.

Patung ini tampaknya jatuh dari teras tinggi yang tidak jauh dari situ. Teras yang saat ini sudah berupa reruntuhan ini memiliki ketinggian sekitar 18 kaki dan terbuat dari batu, di mana lempeng batuan besar berukuran panjang 5 kaki dengan lebar 4 kaki serta tebal 3 kaki menyusun bagian atas teras ini. 

Tidak lama kemudian kami menemukan patung kedua dengan ukuran sama tidak jauh dari situ; tidak diragukan lagi bahwa patung-patung ini adalah penjaga pintu masuk candi-candi ini.

Kuto Bedah, Bekas Kota Raja Singasari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun