“Kau mau kemana?!” teriak Baruna.
“Pulang!” Jawab Wulan sambil terus melangkah.
Baruna kemudian mengajak Taufan masuk ke rumah Kakek.
***
Menjelang maghrib Taufan pamit pulang.
“Kakek-nya Wulan meskipun galak tapi baik,” kata Taufan sambil duduk di sepeda motornya.
“Dia sangat senang kalau bertemu dengan orang baru, apalagi anak muda yang mau mendengarkan ceritanya. Dan dia pasti akan menanyakanmu terus padaku dan menyuruhku untuk sering mengajakmu ke sini, untuk bisa bercerita lebih banyak lagi.”
Taufan tertawa. “Aku sebenarnya ingin lebih lama di sini, tapi aku harus pulang karena mamaku sendirian di rumah, papaku sedang pergi keluar kota beberapa hari.”
“Mama,” gumam Baruna lirih. “Mamamu pasti menyayangimu.”
“Semua ibu pasti menyayangi anaknya, walaupun kadang-kadang si anak sering membuatnya bersedih dan menangis.” Taufan berkata dengan nada getir.
“Memang seharusnya begitu untuk seorang ibu, kan?”