Lantas dari mana kita mulai berbenah?
1. Benteng Individu
Memang klise, tetapi poin benteng individu jelas harus dikuatkan sejak dini. Pendidikan anti korupsi tidak cukup sekadar bervisi mencetak individu yang berintegritas dan berdedikasi terhadap sesama manusia, tetapi yang utama berdedikasi terhadap Penciptanya.
Sebagai umat beragama, tindak korupsi jelas termasuk perkara dosa. Meski dilakukan secara sembunyi-sembunyi pasti ketauan jua oleh Tuhan semesta alam, Allah SWT.
Maka dari itu, iman dan taqwa pada individu harus ditanamkan sejak dini. Disinilah peran penting negara, masyarakat, sampai keluarga berkolaborasi dan saling melindungi.
2. Kontrol Masyarakat
Kita tidak bisa memungkiri bahwa masyarakat kita saat ini hidup dalam iklim sekulerisme kapitalisme, sebuah sistem hidup yang menjauhkan manusia dari kesadaran bahwa ia berada di bawah pengawasan Allah SWT.
Masyarakat sekuler menempatkan kenikmatan hidup dunia di atas segalanya, termasuk iman dan taqwa. Ini juga yang mempengaruhi gaya hidup para pejabat.
Meski digaji tinggi beserta tunjangan-tunjangannya, masih saja banyak pejabat korupsi. Faktor gaya hidup mewah menjadi salah satu pendorongnya.
Di tengah kondisi tersebut, masyarakat harus berisik menyuarakan kebenaran dan mengkritik penguasa dengan kebijakan-kebijakan kapitalistiknya.
Fenomena media sosial saat ini membuktikan bahwa suara masyarakat cukup berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah.
Terlepas dari aksi pembungkaman terhadap mereka yang bersuara atau pemerintah yang kerap pura-pura tidak dengar atau pura-pura lupa dengan janji-janji manisnya, masyarakat tetap tidak boleh memilih diam.
3. Negara yang bertaqwa
Jangan hanya menuntut individu saja untuk bertaqwa, negara juga harus bertaqwa. Apa itu taqwa? Menjalankan segenap perintah Allah dan menjauhi laranganNya, begitu sederhananya.
Negara yang bertaqwa adalah negara yang dijalankan menurut sistem yang tidak terpisah dari pengaturan Sang Pencipta.