Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Eks Direktur Bank Dunia Kritisi Teknologi Digital Tak Pengaruhi Produktivitas

19 Februari 2021   23:55 Diperbarui: 20 Februari 2021   15:11 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dollar AS. (Foto: cottonbro/Pexels)

Namun, sekarang dunia digital lebih mencolok membedakan orang sebagai yang haves (kaya) dan havemores (kekayaan lebih).

Kemajuan teknologi informasi sekilas terkesan menjadi momok terhadap pasar dan tenaga kerja. 

Namun Zia mengatakan hal tersebut tidak lantas harus disikapi dengan sikap anti-teknologi atau kecemasan otomatisasi. Teknologi bukan masalahnya. Jika ingin mengetahui lebih lanjut, saya pernah menulis soal kecemasan terhadap teknologi di sini.

Kembali ke topik utama. Bagaimana menyikapi pergeseran teknologi digital usai pandemi? Ini 4 poin paparan Zia disadur.

Pertama, menurut Zia, saat ekonomi nanti pulih dari krisis pandemi Covid-19, transformasi digital akan mengalami kemajuan lebih lanjut.

Sebelumnya kita sudah menjalani transformasi digital, namun pandemi mendorong akselerasinya meningkat. Ini diperkirakan akan memacu produktivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya.

Namun, yang perlu diperhatikan, kata Zia, dinamika pasar trennya mengarah ke struktur pasar yang lebih terkonsentrasi. Permintaan bergeser banyak ke dunia online sehingga akan menambah keuntungan bagi pelaku usaha yang sudah memiliki posisi baik di teknologi digital.

Kedua, perusahaan kecil yang mengalami tekanan pandemi Covid-19 kemungkinan besar mengalami kekurangan likuiditas dan kesulitan akses ke kredit yang diperlukan untuk bertahan dalam krisis.

Sementara perusahaan-perusahaan kecil berjuang, raksasa teknologi semakin meningkatkan pangsa pasar.

"Ini sudah terbukti di beberapa industri, seperti perdagangan ritel. Ketika gelombang kebangkrutan berlangsung, ini mendorong lebih banyak bisnis menuju ke arah raksasa ritel teknologi besar," kata Zia yang mantan Direktur Strategi dan Operasional Kantor Wakil Presiden Bank Dunia.

Menurutnya, kebijakan persaingan harus diubah untuk era digital demi memastikan pasar terus menyediakan level playing field yang terbuka dan setara bagi perusahaan. Penegakan antimonopoli harus diperkuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun