"Ini tidak masuk akal," kata Damian.
"Lelaki sepertimu tidak pernah berubah. Baiklah, aku akan mengingatkanmu ketika kau patah hati karena dia, kau datang meminta nasihatku. Dan karena aku telah menerimamu, Toni berburuk sangka dan mulai mencurigai diriku sampai dia memperlakukanku sampai aku harus seperti ini."
Tarikan napas Damian menjadi sangat berat tidak teratur mencampurkan beban dalam pikiran dan kenyataan yang harus diterimanya.
Dengan kekesalan yang ada, ia berkata kepada Marta, untuk berhenti mengatakan apapun.Â
Tetapi Marta memberi balasan singkat yang mengakhiri semua prasangka Damian. Marta mencintainya, itu tidak masuk akal atau sebuah luapan emosional. Semua ini telah direncanakannya, ia mencari tahu tentang Ranti, ia mengatakan semua kelakuan Damian dengan hasutan.
"Aku mengirim semua buktinya, semua perlakuanmu di malam kita bertemu. Aku mengenal lama dirimu sampai harus mengorbankan perasaanku. Aku kehilangan cintaku, kau memaksaku untuk menerimanya  karena egoismu. Sekarang, aku bisa tersenyum, kita berdua dalam posisi yang sama."
Marta pun pergi meninggalkan Damian. Ia berharap persahabatan di antara mereka berakhir di bawah tipisnya gerimis yang turun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H