Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kaulah Sahabat dan Cintaku

6 Desember 2020   00:47 Diperbarui: 6 Desember 2020   01:11 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sepasang kekasih. (Foto: pixabay.com/pixel2013)

Ranti kembali memegangnya sementara badan Damian terjungkal. Terjadi perdebatan.

"Ranti sayang, ada apa? ucap Damian.

"Sudah cukup. Ini untuk pertama dan terakhir kalinya. Damian, kau seharusnya tahu bagaimana sifatku dan sekarang kau harus menerimanya," ucap Ranti menahan amarah yang sudah berkumpul dalam kecamuk.

Damian menarik lengan kekasihnya itu dan bersungut-sungut untuk membiarkannya menjelaskan tentang dia dan Marta. Damian selama ini tidak pernah menceritakan Marta kepada kekasihnya. Mereka bercinta dan bersumpah tidak ada yang lain di dunia ini selain hanya mereka berdua.

Itu telah berakhir. Ranti tetap pada pendirian keras, menolehkan pandangannya kepada Marta yang tersenyum menyaksikan perangai keras dari Ranti.

"Terima kasih sudah membuktikan semua. Aku tidak berpikir perempuan liar sepertimu bisa mengubah jalan hidupku," kata Ranti.

Ranti menarik lengannya lepas dari cengkeraman Damian, menjauh meninggalkan petaka yang baru diperbuatnya. Malam itu tepat pukul 22.32 WIB, hubungan Damian dan Ranti berakhir.

Ranti dengan cepat mengambil keputusan untuk kembali ke mobilnya. Damian berusaha mengejar Ranti di dalam mobil yang terbatuk-batuk ketika dinyalakan. Namun semua berakhir sia-sia.

Damian tidak menangis hanya terlihat kemarahan itu meluap dan tidak kunjung surut. Ia memandang kembali ke arah Marta.

"Marta!"

"Kenapa? Kenapa sangat terkejut? Kita sahabat, bukan? Orang macam apa yang tega membiarkan sahabatnya menderita sendirian, berpura-pura untuk menunjukkan bahwa kau orang baik, sementara aku melihat kekejamanmu ketika kau berbahagia dengan kekasihmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun